Pendukung Trump Terobos dan Kuasai Gedung Capitol di Washington DC dan Memprotes Hasil Pemilu AS
Empat orang meninggal dalam kerusuhan yang dilakukan pendukung Donald Trump di gedung Capitol, Washington DC, Amerika Serikat.
IDWS, Kamis, 7 Januari 2021 - Salah satu korban tewas adalah seorang wanita yang disebut-sebut ditembak oleh polisi setempat, menurut laporan BBC.com. Tiga di antaranya meninggal karena "emergensi medis" yang tidak disebutkan dengan jelas. Sedangkan dari pihak kepolisian, setidaknya 14 anggota polisi terluka dalam kerusuhan itu.
Kerusuhan pecah di gedung Capitol pada hari Rabu (6/1/2021) waktu AS atau Kamis (7/1/2021) dini hari WIB setelah para pendukung Donald Trump nekad menerobos gedung Capitol di saat kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS 2020 hendak disahkan oleh kongres AS.
Salah satu pengunjuk rasa duduk di kursi House Speaker Nancy Pelosi dan meninggalkan pesan "kami tidak akan mundur". (EPA)
Serangan tersebut membuat para anggota kongres berlindung di bawah meja mereka seiring dengan ditembakkannya gas air mata ke dalam gedung Capitol. Para perusuh dilaporkan menggunakan iritan kimiwai untuk menyerang polisi, menurut Kepala Kepolisian Metropolitan Washington Robert Contee seperti dilaporkan oleh BBC.com.
Para pelaku kerusuhan yang berhasil memasuki gedung capitol menjelajahi isi gedung sambil meneriakkan agar hasil pemilu 2020 yang memenangkan Joe Biden untuk dirubah.
Ribuan Pasukan Garda Nasional AS, agen FBI, dan dinas rahasia AS juga dikerahkan untuk membantu polisi menangani kerusuhan di Capitol.
Dua bom pipa dilaporkan ditemukan dalam kerusuhan. Salah satunya ditemukan di kantor Komite Demokrasi Nasional tak jauh dari gedung Capitol, sedangkan yang satunya lagi berada di markas Komite nasional Republikan.
Para perusuh di gedung Capitol, Washington DC, AS, juga menyerang media dan merusak kamera televisi serta dilaporkan mengejar-ngejar kru media.
Pendudukan gedung Capitol oleh para perusuh berlangsung lebih dari tiga jam sebelum para penegak hukum berhasil mengambil alih kendali dan para anggota kongres telah kembali untuk melanjutkan jadwal mereka mengesahkan kemenangan Joe Biden. 52 orang ditangkap dalam kerusuhan ini.
Sosial media lawan Donald Trump
Setidaknya tiga platform sosial media — Facebook, Instagram, dan Twitter, serta YouTube dilaporkan mengambil tindakan terhadap akun-akun Donald Trump di platform masing-masing. Twitter, Instagram, dan Facebook mengunci sementara akun Trump sedangkan YouTube menghapus salah satu video Donald Trump.
Twitter juga dilaporkan mengancam akan menangguhkan secara permanen akun Donald Trump di platformnya apabila ia kembali melanggar peraturan platform sosial media berlogo burung biru itu.
Kerusuhan di gedung Capitol, Washington DC, AS, disebut-sebut sebagai "insiden yang menodai demokrasi di AS". (AP/John Minchillo)
Tindakan ekstrim yang diambil berbagai platform internet ini merupakan buntut dari video berdurasi 62 detik yang diposting di YouTube, Facebook, dan Twitter pada Rabu (6/1/2021) malam waktu AS di mana Trump kembali mengulang klaim tanpa dasarnya bahwa pemilihan presiden AS 2020 "dicuri" darinya meski ia juga meminta para pendukungnya yang saat itu masih menduduki gedung Capitol untuk "pulang".
Twitter sempat memutus akses dari para penggunanya sehingga tidak bisa mengomentari, menyukai, atau membagikan video yang diunggah Donald Trump tersebut. Perusahaan yang digawangi Jack Dorsey itu juga meminta Donald Trump menghapus video kontroversialnya atau akunnya akan tetap ditangguhkan — dan hal itu sudah dilakukan Trump saat artikel ini ditulis, menurut laporan Politico.
Facebook pada awalnya hanya melabeli video Trump ke sumber-sumber informasi terkait pemilu AS 2020 yang sah, namun kemudian mereka memutuskan untuk menghapus video tersebut dan memblokir akun Facebook Donald Trump selama 24 jam.
(Stefanus/IDWS)