Jepang Siap Danai Perjodohan Menggunakan Teknologi AI Untuk Tingkatkan Angka Kelahiran
Jepang berencana meningkatkan angka kelahirannya yang terus merosot dengan mendanai skema perjodohan yang ditenagai AI (kecerdasan buatan) untuk membantu rakyatnya menemukan cinta sejati mereka.
IDWS, Kamis, 10 Desember 2020 - Tahun lalu, jumlah kelahiran bayi di Jepang merosot tajam di bawah angka 865.000 — rekor terburuk bagi Jepang. Negara yang dilanda masalah karena kurangnya jumlah rakyat di usia produktif itu sudah sejak lama berusaha mencoba berbagai cara mengatasi masalah laten tersebut, seperti yang dilaporkan BBC.com pada 9 Desember 2020.
Mencoba terobosan teknologi AI atau kecerdasan buatan adalah salah satu upaya terbaru pemerintah Jepang.
Mulai tahun 2021 mendatang, pemerintah pusat Jepang mencanangkan untuk mengalokasikan dana sebesar 2 miliar yen atau sekitar Rp 269 miliar kepada pemerintah daerah dari 47 prefektur di Jepang untuk mendanai upaya meningkatkan angka kelahiran, dilansir dari BBC.com mengutip AFP News.
Jepang mencoba teknologi Ai dalam perjodohan untuk meningkatkan angka kelahirannya yang terus merosot. (Foto: vidmid.com)
"Kami scara khusus berencana untuk menawarkan subsidi kepada pemerintah lokal yang menjalankan atau memulai proyek-proyek perjodohan menggunakan AI," ungkap seorang anggota kabinet.
Sebenarnya skema perjodohan sudah diterapkan di Jepang, d mana kurang lebih setengah dari 47 prefektur di Negeri Sakura telah memiliki sistem perjodohan masing-masing, dan sebagian lagi telah memperkenalkan sistem perjodohan dengan bantuan kecerdasan buatan, menurut pernyataan kabinet pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga seperti dilansir dari The Japan Times tertanggal 7 Desember 2020.
Tentunya penggunaan kecerdasan buatan atau AI dalam skema perjodohan sudah dipertimbangkan oleh pemerintah pusat Jepang. Skema perjodohan yang selama ini dijalankan oleh tenaga manusia sebagian besar bersifat terlalu generik dan hanya melampirkan usia, pendapatan, ketertarikan atau hobi sebagai katalis perjodohannya. Sedangkan sistem kecerdasan buatan dipercaya bisa menganalisa data lebih dalam lagi sehingga menghasilkan perjodohan yang benar-benar cocok.
Fertility rate (angka kesuburan) wanita Jepang — mengacu pada jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita dalam hidupnya — berada pada angka 1,36 pada tahun 2019 atau termasuk salah satu yang terendah di dunia, jauh di bawah standar yang dibutuhkan untuk menjaga jumlah penduduk.
Populasi penduduk Jepang diprediksi akan merosot dari 128 juta pada 2017 menjadi kurang dari 53 juta pada akhir abad ini.
(Stefanus/IDWS)