Tiga Negara yang Sudah Siap Vaksinasi Massal COVID-19
Inggris menjadi negara pertama pada Rabu yang secara resmi menyetujui vaksin Pfizer dan BioNTech Covid-19, yang dinilai sebagai pencapaian simbolis dalam perang melawan pandemi.
IDWS, Minggu, 6 Desember 2020 - Vaksinasi pertama akan diluncurkan minggu depan. Adapun tahap awal akan ada 800.000 yang akan diberikan untuk pekerja perawatan kesehatan, staf panti jompo dan penghuni, dan orang yang berusia di atas 80 tahun, elansir NBCNews via CNBC Indonesia pada Minggu (6/12/2020)
Vaksin telah disahkan jauh lebih cepat daripada yang lain dalam sejarah, perkembangan melebihi 15 hingga 20 tahun yang biasanya dibutuhkan untuk mengembangkan jenis obat-obatan ini.
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Shutterstock/OrelPhoto)
Bahkan, Ratu Elizabeth yang berusia 94 tahun akan menerima vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech dalam beberapa minggu setelah regulator Inggris memberikan Emergency Used Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat. Demikian dilansir AFP.
Dikatakan pula bahwa anggota keluarga kerajaan yang senior akan menyatakan bahwa mereka telah menerima vaksinasi untuk mendorong orang-orang agar sadar dan melakukan vaksinasi. meskipun, masih ada ketakukan bahwa ada sekelompok orang anti vaksin yang akan mengurangi minat masyarakat akan vaksin.
Selanjutnya, China juga siap untuk mengirim vaksin Covid-19 yang dijanjikannya kepada beberapa negara berkembang di Asia dan Afrika. Hal ini sebagai tindak lanjut dari janji China untuk membuat vaksin bagi semua dan bukan hanya untuk negara maju saja.
CNBC Indonesia mengutip CNN International menyebut, China dilaporkan telah menyediakan ruangan dengan luas total 350 meter persegi dengan pengaturan suhu udara yang mumpuni dan petugas yang dilengkapi alat pelindung diri (APD).
Gudang itu akan segera diisi oleh deretan vaksin Covid-19 buatan China yang telah mendapat persetujuan dari regulator obat negara itu. Dari sana, mereka akan dimuat ke kompartemen jet kargo yang dikendalikan suhu dan diterbangkan ke benua di seluruh dunia.
Kemudian AS, dimana perusahaan farmasi Moderna menargetkan akan menyediakan 100 juta hingga 125 juta dosis vaksin Covid-19 buatannya bernama mRNA-1273 pada kuartal I-2020.
Kabar kurang gembiranya, pada tahap awal ini sebesar 85 juta hingga 100 juta dosis vaksin akan tersedia bagi warga Amerika Serikat (AS). Sisanya, 15 juta hingga 25 juta dosis tersedia bagi negara di luar AS.
Moderna menargetkan bisa memproduksi 500 juta vaksin hingga 1 miliar dosis. Vaksin Moderna membutuhkan dua dosis vaksin per orang untuk melawan infeksi Covid-19, seperti dikutip dari Reuters.
Saat ini Moderna masih menunggu izin penggunaan darurat dari Drug and Food Administration (FDA) Amerika Serikat. Berdasarkan data uji klinis tahap akhir, vaksin Moderna memiliki efektivitas hingga 94,1% melawan infeksi Covid-19 dan manjur 100% mencegah penyakit parah karena Covid-19.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa vaksin bukanlah obat ajaib untuk pandemi. WHO juga memperingatkan terhadap apa yang dikatakannya sebagai kepercayaan yang salah bahwa pandemi akan segera berakhir dengan vaksin di depan mata.
"Vaksin tidak sama dengan nol Covid," kata direktur darurat WHO Michael Ryan. Dia menambahkan bahwa tidak semua orang akan dapat menerimanya awal tahun depan. Demikian seperti yang disampaikan oleh AFP.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memperingatkan terhadap persepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir. Menurutnya, dengan virus yang masih menyebar dengan cepat, memberikan tekanan besar pada rumah sakit dan petugas kesehatan.