Filipina Diterjang Badai Vamco, Puluhan Orang Meninggal, Jutaan Orang Kehilangan Akses Listrik
Filipina diterjang Badai Vamco dan menyisakan duka mendalam bagi negara tetangga Indonesia itu.
IDWS, Jumat, 13 November 2020 - Badai Vamco merupakan badai ke-21 yang menerjang Filipina pada tahun 2020 ini. Badai itu menyebaban jutaan penduduk Filipina kehilangan akses listrik serta memakan 39 korban jiwa dan 22 lainnya hilang, menurut laporan militer Filipina yang dilansir dari The Washington Post pada Kamis (12/11/2020).
Pihak militer Filipina menambahkan mereka telah menyelamatkan setidaknya lebih dari 138 ribu orang pasca Badai Vamco.
Badai Vamco yang masuk kategori 2 dari segi kekuatannya, menerjang pulau utama Filipina, Luzon, pada Rabu (11/11/2020) malam waktu setempat hingga Kamis keesokan harinya, membawa hujan dan angin berkecepatan hingga 105 meter per jam. Badan Astronomi, Atmosferik, dan Geofisikal Filipina dilaporkan sempat mengumumkan status siaga level 3 dari maksimal 5 bagi pulau Luzon, termasuk ibukota Manila.
Kedatangan Badai Vamco ke Filipina ini terjadi kurang lebih 1-2 minggu setelah Badai Super Goni meluluh lantakkan Filipina, mengakibatkan 125 kota mengalami listrik padam namun tidak melewati Manila meski bisa dibilang nyaris.
Tim penyelamat membawa para korban menggunakan sebuah perahu karet di kota Marikina, Manila, pada 12 November 2020. (Ted Aljibe/AFP/Getty Images).
Selain kerusakan infrastruktur, listrik padam, serta banjir bandang, Badai Vamco dan Badai Super Goni membuat Filipina seperti jatuh tertimpa tangga. Pusat-pusat evakuasi yang dipadati pengungsi berpotensi menyebabkan angka infeksi COVID-19 di Filipina melonjak pesat. Filipina sendiri mencatatkan lebih dari 402 ribu kasus positif COVID-19 hingga artikel ini, kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Indonesia.
Banjir bandang yang terjadi di sepanjang Pulau Luzon akibat Badai Vamco juga berpotensi membawa penyakit menular bagi warga Filipina. Foto-foto warga yang menyelamatkan diri di atap rumah beredar di internet membuat tagar #RescuePH jadi trending di sosial media.
Warga di kota Marikina, Manila, berusaha mengungsi dengan membawa barang-barang berharga yang bisa dibawa pada 12 November 2020. (Foto: Ted Aljibe/AFP/Getty Images)
The Manila Electric Company melaporkan bahwa hampir 2 juta rumah atau sekitar seperlima dari jumlah pelanggannya terputus akses listriknya.
Seiring dengan dihitungnya jumlah korban, warga Filipina melontarkan tagar #NasaanAngPangulo atau "di mana presiden kita?" di Twitter. Rodrigo Duterte, sang presiden, kemudian menjawab lewat siaran video singkat.
"Bukannya saya menjaga jarak dari kalian. Saya ingin pergi ke sana dan berenang bersama kalian, namun saya dihentikan. Karena jika saya mati, hanya ada satu presiden," kata Duterte.
(Stefanus/IDWS)