Donald Trump Diisukan Akan Kembali Mencalonkan Diri di Pilpres AS 2024
Joe Biden sudah resmi ditetapkan sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang berikutnya menggantikan Donald Trump, namun hingga kini Trump belum juga mengakui kekalahannya, bahkan disebut berencana kembali mencalonkan diri di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
IDWS, Selasa, 10 November 2020 - Dua sumber yang dekat dengan Gedung Putih memberikan informasi eksklusif kepada Axios pada Senin (9/11/2020) bahwa Donald Trump akan kembali maju sebagai kandidat presiden AS di pilpres 2024, seperti dilansir dari Kompas.com.
Trump, yang saat ini masih resmi berstatus presiden AS sebelum nantinya akan digantikan Joe Biden pada 20 Januari 2021, disebut memberitahukan keinginannya untuk kembali nyapres kepada para penasihatnya. Jika pemberitaan ini memang benar, itu berarti pria berusia 74 tahun itu memang sudah mengakui kekalahannya dari Joe Biden di pilpres 2020 kali ini. Konstitusi AS sendiri mengizinkan mantan presiden untuk kembali mencapreskan diri jika belum menjabat dua periode berturut-turut.
Donald Trump disebut akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS dalam pilpres 2024. (Foto: Alex Brandon/AP)
Namun, sejauh ini Donald Trump masih memilih menempuh jalur hukum untuk menggugat keabsahan hasil pilpres yang menutnya penuh kecurangan.
Bukan yang pertama kali
Rencana Trump untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS setelah kalah dalam pilpres keduanya secara berturut-turut itu bukanlah hal baru di Negeri Paman Sam. Tercatat, Grover Cleveland pernah melakukan hal yang sama, yakni menjadi presiden AS dalam dua periode namun tidak secara berturut-turut, bahkan dia adalah satu-satunya dalam sejarah AS.
Melansir Kompas.com, Cleveland pertama terpilih menjadi presiden pada pilpres 1884. Dia gagal memenangi periode kedua pada pilpres 1888, tetapi kembali maju dan terpilih pada pilpres 1892.
Grover Cleveland merupakan satu-satunya presiden AS yang menjabat dua periode namun tidak secara berturut-turut. (Foto: britannica.com)
Trump memiliki modal politik yang besar. Taipan real estat ini kembali tampil jauh lebih baik dari prediksi lembaga survei di mana dia diprediksi akan kalah telak. Suara nasionalnya melejit dari 62,9 juta menjadi 71,6 juta pada pilpres 2020. Perolehan ini adalah nomor dua terbesar dalam sejarah setelah Biden. Angka ini juga lebih besar dari yang diraih mantan Presiden Barack Obama yang terpilih dua kali pada pilpres 2008 dan 2012. Pencapaian suara Trump sangat fenomenal mengingat kontroversi dan kekacauan yang terjadi selama hampir empat tahun dia memerintah.
Belum lagi dia juga sempat dimakzulkan oleh House of Representatives (DPR AS) karena terjerat sejumlah skandal, dan dianggap gagal mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19 yang telah menewaskan 244.000 warga AS.
Kendala Trump untuk kembali mencalonkan diri
Rencana Trump untuk kembali maju dalam pilpres AS itu tentunya juga menghadapi beberapa kendala. Yang pertama adalah faktor usia. Trump akan berusia 78 tahun pada 2024, namun argumen itu terbantahkan oleh fakta bahwa Joe Biden sendiri juga berusia 78 tahun saat nanti dilantik pada 20 Januari 2021.
Kendala lainnya adalah generasi politisi baru yang juga mengincar kursi presiden AS.
Nama-nama yang telah digadang-gadang adalah Wakil Presiden Mike Pence, mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Nikki Haley, trio politisi Florida, Gubernur Ron DeSantis, Senator Marco Rubio, dan Rick Scott. Nama lain yang juga berminat maju adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Senator Texas Ted Cruz, Senator Arkansas Tom Cotton, Senator Missouri Josh Hawley, dan Gubernur Maryland Larry Hogan.
Apakah politisi-politisi ini bersedia melapangkan jalan bagi Trump? Pertanyaan ini masih terlalu dini untuk dijawab. Sejarah juga mencatat tidak mudah bagi mantan presiden untuk kembali mendapat tiket capres. Mantan Presiden Martin Van Buren, Ulysses S Grant, dan Theodore Roosevelt gagal merebut kembali nominasi capres walau mereka masih populer di mata partai dan pemilih. Khusus untuk Grant dan Roosevelt, presiden ke-18 dan ke-26 AS ini telah menjabat dua periode dan ketika itu mengincar periode ketiga karena saat itu masih diizinkan konstitusi.
Jika Trump akhirnya memilih pensiun dari politik praktis, putranya Donald Trump Jr dan Ivanka Trump menjadi dua calon terkuat untuk melanjutkan dinastri Trump di panggung politik nasional AS.
(Stefanus/IDWS)