Tahap Pertama Umrah Pasca Penutupan Akibat COVID-19 Diikuti Lebih Dari 36 Ribu Orang
Lebih dari 36 ribu jemaah menjalankan ibadah umrah hingga hari keenam sejak dibukanya kembali umrah tahap pertama pada 4 Oktober lalu.
IDWS, Sabtu, 10 Oktober 2020 - Tahap pertama ini hanya mengizinkan warga Arab Saudi dan ekspatriat di wilayah kerajaan untuk menjalankan umrah di Masjidil Haram, Mekkah, dengan kapasitas sebesar 30 persen atau 6 ribu orang tiap harinya.
Melansir Kompas.com via AA pada 29 September, selanjutnya kerajaan akan mengizinkan 15 ribu jemaah per harinya untuk menjalankan umrah dan ibadah di Masjid Nabawi, Madinah, pada 18 Oktober nanti. Kemudian baru pada 1 November, jemaah lokal maupun internasional sama-sama diizinkan menjalan umrah.
Selain itu, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan dibuka dengan kapasitas penuh dilengkapi langkah-langkah perlindungan terhadap potensi penyebaran virus corona.
Lebih dari 36 ribu jemaah telah melaksanakan ibadah umrah sejak penutupan karena pandemi COVID-19. (Foto: Twitter/hsharifain)
Terbaru, diberitakan Arab News, Jumat (9/10/2020), lebih dari 500 pegawai telah direkrut untuk memandu para jemaah dalam menjalankan umrah. Presiden Jenderal Dua Masjid Suci telah mempekerjakan 531 pegawai yang bekerja dalam tiga shift untuk menerima 6.000 jemaah setiap harinya.
Para jemaah akan dilayani dari saat tiba di Masjidil Haram hingga selesai menjalani rangkaian ibadahnya. Pelayanan ini diberikan untuk memastikan bahwa para jemaah menjalani ibadah dengan cara yang aman. Presidensi sendiri mengatakan bahwa langkah-langkah kesehatan yang ketat dilakukan untuk melindungi para jemaah dan membantu menghentikan kemungkinan penyebaran virus yang dapat terjadi.
Lebih dari 36 ribu jemaah telah melaksanakan ibadah umrah sejak penutupan karena pandemi COVID-19. (Foto: Twitter/hsharifain)
"Rencana langkah-langkah pencegahan COVID-19 saat umrah ini didasarkan pada perlindungan, sanitasi, pengelolaan kerumuman, dan peningkatan kesadaran," kata juru bicara presidensi, Hani Haider.
Untuk memastikan diterapkannya jarak fisik, presidensi juga telah mendesain jalur khusus bagi orang-orang yang lebih tua dan memiliki disabilitas. Selain langkah-langkah pencegahan tersebut, Haider menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan empat lokasi isolasi bagi jemaah yang menunjukkan gejala mencurigakan.
"Namun demikian, hingga kini, belum ada kasus yang dilaporkan terkait COVID-19 atau suspeknya," kata Haider sebagaimana dikutip Arab News, Rabu (7/10/2020).
Lebih dari 36 ribu jemaah telah melaksanakan ibadah umrah sejak penutupan karena pandemi COVID-19. (Foto: Twitter/hsharifain)
Ia pun menjelaskan bahwa upaya-upaya pencegahan terutama dikonsentrasikan pada sanitasi area Masjidil Haram dengan rata-rata 4.000 orang yang bekerja untuk membersihkannya. Lebih dari 1.800 liter disinfektan ramah lingkungan dan pembersih yang digunakan untuk membersihkan toilet enam kali sehari.
Kemudian, sistem AC dan filter juga dibersihkan sembilan kali sehari menggunakan teknologi pembersihan ultraviolet. Selain itu, lebih dari 200 alat pembersih tangan juga didistribusikan di sekitar area Masjidil Haram. Larangan untuk makanan dan minuman di dalam area Masjidil Haram juga masih diberlakukan, tetapi pihak presidensi tengah mempertimbangkan teknologi terbaru untuk mendistribusikan kembali air zam-zam dengan tetap menjalankan langkah pencegahan kontak antar jemaah.