Sebuah Petisi Memprotes Konten Kekerasan Seksual dari Majalah Manga Populer di Jepang
Sebuah petisi menyerukan agar majalah mingguan Shonen Jump yang populer di Jepang untuk lebih memerhatikan konten seksual dalam majalah tersebut.
IDWS, Jumat, 28 Agustus 2020 - Petisi yang dibuat di Change.org tersebut berjudul "Kami Remaja Laki-laki Bukan Serigala", mengkritik kurang perhatiannya Shonen Jump dalam memisahkan konten erotis dengan kekerasan seksual dalam kontennya.
Petisi tersebut dimulai oleh seorang pria bernama Manabu Sekiguchi, memprotes bagaimana konten kekerasan seksual bisa dijumpai dalam majalan Shonen Jump yang dibaca oleh jutaan orang di Jepang dari segala usia dan gender, meski tetap didominasi oleh remaja laki-laki. Hal ini mengakibatkan pandangan negatif terhadap remaja laki-laki karena mereka dipandang merendahkan kaum wanita dengan membaca konten-konten kekerasan seksual.
Sekiguchi mendeskripsikan pandangannya dalam membaca Shonen Jump mulai dari dirinya masih kecil hingga sekarang telah dewasa. Ia menceritakan bahwa saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ia melihat sekelompok remaja laki-laki melakukan kekerasan seksual terhadap gadis-gadis remaja, namun Sekiguchi mengaku saat itu ia menganggap hal itu "wajar" dan "lumrah". Menurutnya, salah satu dari remaja laki-laki yang ia lihat itu kemudian dikeluarkan dari sekolah karena mengambil foto para remaja wanita yang tengah mandi.
Baru ketika beranjak dewasa, lambat laun Sekiguchi mulai menyadari bahwa kekerasan-kekerasan seksual yang ia anggap wajar saat masih kecil — sebagian karena pengaruh dari konten Shonen Jump — adalah perbuatan yang keliru dan tak pantas. Kini ia pun mengkritik Shonen Jump yang ia nilai konten-konten seksual, terutama kekerasan seksual, dalam Shonen Jump berpotensi menyebabkan remaja laki-laki melihat kaum wanita sebagai obyek atau bahkan properti seksual.
Bisa dibilang selama ini kita memang tutup mata dengan humor-humor seksual dalam konten-konten manga, hanya saja seiring dengan makin merapatnya negara-negra dunia menuju komunitas global, sudah saatnya Jepang, terutama Shonen Jump, memerhatikan konten seksual dan memberi pengarahan atau peringatan yang jelas terhadap konten-konten terutama menyangkut kekerasan seksual.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Anime News Network