Facebook Tuduh Model Bisnis Apple Menyakiti Bisnis Kecil di Tengah Pandemi Global COVID-19
Facebook bergabung dalam daftar para pengembang yang secara terang-terangan mengkritik Apple akan kebijakan pembagian pemasukan dari pembelian dalam aplikasi iOS di App Store, dan menyebut bahwa struktur bisnis Apple menyakiti bisnis-bisnis kecil di saat pandemi global seperti sekarang ini.
IDWS, Sabtu, 15 Agustus 2020 - Pada Jumat (14/8/2020) kemarin, Facebook meluncurkan fitur event berbayar di 20 negara yang menawarkan berbagai bisnis untuk menerapkan tarif bagi orang-orang yang ingin mengakses video live-stream seperti kelas yoga atau seminar.
Namun menurut raksasa sosial media itu, Apple menolak untuk meniadakan atau mendiskon potongan 30% yang diberlakukan Apple terhadap segala in-app purchase yang terjadi di aplikasi perangkat iOS serta melarang Facebook bertransaksi secara langsung dengan para pelanggannya di platform Apple (iOS, iPad). Ini berarti tarif yang diberlakukan para pelaku bisnis livestream kecil-kecilan via Facebook terpaksa memasang tarif lebih mahal dari seharusnya.
Di sisi lain, Alphabet Inc., selaku perusahaan induk Google sebenarnya juga memberlakukan jumlah potongan yang sama, 30%, bagi setiap in-app purchase di platform Android. Hanya saja mereka mengizinkan Facebook untuk bertransaksi lansung dengan para pelanggannya di Android sehingga tidak perlu membayar potongan 30% tersebut.
Facebook sendiri mengaku tidak akan menarik potongan apapun dari fitur baru mereka tersebut, dengan alasan membantu memulihkan perekonomian lewat dukungan terhadap para pelaku usaha kecil.
"Membantu bisnis-bisnis kecil untuk pulih dari [pandemi] COVID-19 sangat penting sehingga seluruh perusahaan teknologi sudah seharusnya membantu," ungkap Fidji Simo, kepala dari aplikasi utama Facebook, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Komplain Facebook datang sehari setelah Epic Games menuntut Apple dan Google setelah kedua perusahaan menarik Fortnite mobile dari App Store dan Google Store karena Epic mencoba menerobos sistem pembagian hasil 30% dari platform Android dan iOS.
Sebelumnya, Apple tidak memberlakukan kebijakan pembagian hasil 30% tersebut terhadap bidang jasa yang dijalankan di platformnya, seperti kelas online dan seminar atau tutorial memasak. Mereka hanya memotong pemasukan dari produk-produk digital. Hanya saja dengan adanya pandemi global COVID-19, pasar layanan jasa virtual meningkat pesat dan Apple pun memutuskan bahwa layanan semacam itu juga dikenai pemotongan hasil sebesar 30%.
(stefanus/IDWS)