Hari Ini, Filipina Resmi Jadi Negara dengan Kasus COVID-19 Terbanyak Melampaui Indonesia
Meski telah menerapkan kebijakan lockdown paling ketat dan terlama di Asia Tenggara, kasus virus corona COVID-19 di Filipina kini telah melonjak hampir mencapai angka 120 ribu, melewati Indonesia sebagai negara ASEAN dengan kasus COVID-19 terbanyak.
IDWS, Kamis, 6 Agustus 2020 - Filipina kembali menerapkan lockdown kedua pada minggu ini di ibukota Manila dan sekitarnya sebagai upaya untuk menahan penyebaran infeksi COVID-19, meski harus dibayar dengan turun tajamnya pertumbuhan ekonomi yang menyusut sebesar angka rekor 16,5% di kuartal kedua sejak tahun lalu.
Filipina adalah contoh bagaimana pelonggaran kebijakan lockdown terlalu dini telah memberi kesempatan bagi COVID-19 untuk kembali lagi dan lebih parah dari sebelumnya. Di Filipina, kembalinya COVID-19 dikompori oleh kesalahan pengetesan serta kegagalan dalam protokol karantina terhadap lebih dari 100 ribu pekerja yang kembali ke Filipina setelah bekerja di luar negeri.
Seorang petugas kepolisian Filipina tengah menginspeksi para pengendara sepeda motor yang masuk ke Manila, ibukota Filipina, pada 4 Agustus 2020. (Foto: Ezra Acayan/Getty Images)
Setelah menerapkan lockdown dari pertengahan Maret hingga akhir Mei, Filipina sempat membuka kembali ibukota Manila sekalipun kasus-kasus baru masih terus bertambah hingga seribu kasus setidaknya dalam sehari. Seiring dengan orang-orang kembali masuk kantor dan keluarga kembali berkumpul, infeksi COVID-19 meningkat pesat 500% hanya dalam 2 bulan sebelum kemudian pemerintah Filipina kembali menerapkan lockdown ketat pada pekan ini.
Presiden Rodrigo Duterte dinilai terlalu cepat melonggarkan lockdown tanpa memastikan pihak-pihak otoritas lokal mampu menangani dan melacak kasus infeksi COVID-19 dengan efektif, menurut Anthony Leachon, seorang internis di Manila Doctors Hospital. Masalah akan kelebihan kapasitas pada rumah sakit juga terlambat disadari.
"Ketika kami menyadarinya, kasus-kasus [COVID-19] sudah terlalu banyak untuk kami kendalikan apalagi di saat kami kesulitan budget," kata Leachon yang juga merupakan eks penasihat dari satgas penanganan virus corona pemerintah Filipina, seperti dilansir dari Bloomberg.
Akibat keteledoran melonggarkan kebijakan lockdown terlalu dini itu, kini Filipina harus bergulat dengan COVID-19 dalam jangka waktu yang lama, dan akan berdampak hebat ke perekonomiannya. Rekor dari tingginya orang-orang yang kehilangan pekerjaan serta berkurang drastisnya jumlah uang yang ditransfer ke kampung halaman mengindikasikan penurunan tajam perekonomian.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Bloomberg