Kim Jong-un Disebut Marah Besar Akan Budaya K-pop dan Drakor Karena Dianggap Memicu Rakyatnya Membelot
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, kini menyatakan perang terhadap budaya K-Pop dan fenomena hiburan lainnya dari saudaranya, Korea Selatan, tak terkecuali drama korea (drakor).
IDWS, Rabu, 29 Juli 2020 - Pemimpin tertinggi dari Korea Utara itu yang sebelumnya pernah meluncurkan kebijakan aneh seperti perang terhadap sek pada awal tahun ini, kini mengalihkan perhatiannya ke kultur pop (pop culture), menurut laporan dari situs Radio Free Asia (RFA) dari Amerika Serikat.
Pemerintahan Kim disebut mengancam dengan hukuman berat setelah seorang pejabat senior pemerintahan Korut mengungkapkan bahwa mayoritas dari 25 juta rakyat Korut menonton program-program televisi dari Korsel, terutama drakor dan musik K-pop, yang disebut-sebut menjadi salah satu faktor utama dari pembelotan warga Korut ke Korsel.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan uji coba dua rudal balistik jarak pendek pada hari Kamis, (25/7/2019). (KCNA/via REUTERS )
Serentetan video yang ditayangkan di televisi nasional Korut pada 3-4 Juli menunjukkan sejumlah warga Korut tengah dihukum karena meniru ekspresi dan istilah-istilah populer di Korsel. Menurut video itu, setidaknya 70% dari total rakyat Korut menonton program-program televisi Korsel, seperti drakor dan musik K-pop. Hal itu disebut "mengancam budaya Korut dan bisa mengakibatkan kebudayaan tersebut luntur".
Tampak dalam video itu, lusinan pria dan wanita ditangkap dan diinterogasi sambil diborgol, bahkan hingga dicukur botak rambut kepalanya hanya karena menonton acara televisi Korsel.
Sumber dari RFA menyebutkan bahwa hukuman bagi warta Korut yang ketahuan menonton acara televisi Korsel bisa jadi akan ditingkatkan hingga taraf yang lebih tinggi lagi. Meski belum dipastikan akan mencapai taraf hukuman mati seperti yang banyak disebutkan media.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Express.co.uk via RFA