Di Kolombia, Kartel Terapkan Protokol Kesehatan COVID-19 Dengan Ancaman Pembunuhan Terhadap Warga
Kelompok pria bersenjata api ilegal menerapkan disiplin karantina ketat di Kolombia di wilayah--wilayah yang dirasa kurang mendapat perhatian pemerintah.
IDWS, Kamis, 16 Juli 2020 - Kelompok yang tergabung dalam organisasi kartel Kolombia itu menggunakan berbagai cara untuk memaksa warga menaati protokol kesehatan COVID-19, termasuk mengancam bahkan membunuh mereka yang tidak patuh. Hal ini jadi sorotan dari organisasi pengawasan HAM, Human Rights Watch.
Setidaknya dilaporkan ada 9 orang yang telah dibunuh di Kolombia karena tidak menaati karantina atau melawan peraturan secara aktif.
Di kota pelabuhan Tomaco, geng-genglokal melarang nelayan untuk pergi ke laut, memberlakukan jam malam, serta berbagai peraturan lain yang lebih ketat dari pemerintah Kolombia sendiri.
Seorang pemimpin komunitas warga setempat bernama Edison Leon dibunuh pada bulan Juni lalu setelah mengirim surat kepada pihak otoritas akan adanya kelompok bernama "La Mafia" yang memaksa warga mengecek kesehatan di sebuah pusat kesehatan di wilayah selatan dan barat dari Putumayo. Tak lama setelah mengirim surat itu, ia dilaporkan dibunuh.
Setidaknya dilaporkan ada 9 orang yang telah dibunuh di Kolombia karena tidak menaati karantina atau melawan peraturan secara aktif.
Kasus COVID-19 terus meningkat secara stabil di Kolombia, dengan 185.169 kasus infeksi teridentifikasi pada Rabu (15/7/2020) dan 5.814 kematian.
Sedangkan di kota pelabuhan Tumaco, geng-genglokal melarang nelayan untuk pergi ke laut, memberlakukan jam malam, serta berbagai peraturan lain yang lebih ketat dari pemerintah Kolombia sendiri.
"Hukuman-hukuman berat yang diterapkan kelompok-kelompok bersenjata untuk mencegah penyebaran COVID-19 berarti warga di wilayah terpencil atau miskin di penjuru Kolombia bisa diserang atau bahkan terbunuh apabila keluar rumah," ungkap Jose Miguel Vivanco, salah satu direktur dari Human Rights Watch.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Dailymail