Takut COVID-19, Masyarakat Rural Jepang Suarakan Penolakan Terhadap Kampanye Pariwisata Lokal Pemerintah
Kampanye pemerintah Jepang untuk mendorong pariwisata domestik memicu baik antusiasme maupun kekhawatiran masyarakatnya
IDWS, Sabtu, 11 Juli 2020 - Pemerintah Jepang berencana menyubsidi setidaknya setengah dari biaya perjalanan dalam negerinya lewat diskon dan kupon sebagai bagian dari kampanye "Go To Travel" yang akan dimulai pada 22 Juli nanti, atau lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Menteri Pariwisata Jepang, Kazuyoshi Akaba mengumumkan pada Jumat (10/7/2020) kemarin bahwa kampanye tersebut akan dimajukan dari rencana awal bulan Agustus menjadi 22 Juli, sembari menambahkan bahwa pemerintah paham bahwa "sekalipun terdampak krisis pandemi COVID-19, masyarakat sangat antusias dan berharap untuk bepergian," menurut laporan Bloomberg.
Meski pemerintah mencoba mendorong pariwisata domestik, slogan "tolong jangan datang kemari" menjadi viral di Twitter Jepang, dan ramai dicuitkan oleh masyarakat dari luar Tokyo. Mereka beramai-ramai meminta kaum urban (penduduk kota besar) untuk tidak datang ke area pedesaan atau rural, setelah jumlah kasus COVID-19 di Tokyo mencatatkan rekor baru.
Para pelancong berpakaian kimono tengah berjalan-jalan di resort Kusatsu Onsen di Kusatsu, Jepang. (Foto: Soichiro Koriyama/Bloomberg)
Sebagian pengguna Twitter di Jepang juga mempertanyakan kemampuan pemerintah dan sistem kesehatan untuk menghadapi penambahan kasus infeksi baru yang terjadi di luar kota-kota besar apabila kebijakan pariwisata domestik benar-benar dijalankan.
Kasus penyebaran virus corona baru COVID-19 di Jepang memang menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok. Tokyo mencatatkan 243 kasus infeksi baru pada Jumat (10/7/2020) yang menjadi rekor tertinggi dalam 24 jam, diikuti dengan 206 kasus baru pada Sabtu (11/7/2020) hari ini.
Hal ini berbanding terbalik dengan prefektur Okinawa di bagian selatan Jepang di mana tidak ada kasus infeksi COVID-19 sama sekali dalam 69 hari hingga akhirnya 2 kasus infeksi ditemukan pada Rabu (8/7/2020) lalu. Sedangkan di Iwate yang terletak di garis pantai di sebelah timur laut Tokyo bahkan tidak ditemukan kasus infeksi COVID-19 sama sekali.
"Saya tahu betapa menyakitkan apabila ekonomi tidak berjalan dengan semestinya, namun prefektur tempat saya tinggal belum mencatatkan kasus infeksi COVID-19 sama sekali. Tolong pikirkan kembali mengenai kampanye 'Go To Travel'," cuit seorang warga Jepang yang tinggal di Iwate.
Kampanye "Go To Travel" pemerintah Jepang merupakan salah satu upaya untuk mendorong ekonomo domestik yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Pariwasata sendiri merupakan salah satu roda penggerak utama ekonomi di Jepang, di mana pemerintahnya telah menargetkan setidaknya kedatangan 40 juta pelancong sebelum pandemi COVID-19 terjadi.
Setelah pengawasan ketat di perbatasan dan dihentikannya penerbangan akibat pandemi, turis-turis mancanegara yang biasanya membanjiri Jepang langsung menghilang begitu saja. Tercatat, hanya 1.700 turis mancanegara berkunjung di Jepang pada bulan Mei, atau mengalami penurunan 99,99% pada bulan yang sama pada tahun 2019 lalu.
(Stefanus/IDWS)