Studi Terbaru Klaim Angka Kematian Terkait COVID-19 di China 10 Kali Lebih Banyak Dari Versi Pemerintah
Angka total kematian terkait virus corona COVID-19 di China disebut-sebut lebih banyak setidaknya 10 kali lipat dari yang diklaim pemerintah China
IDWS, Kamis, 18 Juni 2020 - Klaim tersebut datang dari kecurigaan akan sejumlah foto yang diambil di Beijing, Ibukota China, di mana banyak orang dikarantina dalam pagar dengan kawat berduri saat gelombang kedua COVID-19 menyerang. Jumlah orang yang dikarantina dilaporkan The Sun mencapai jutaan — tersebar di 27 komunitas.
Studi baru oleh para ahli dari Amerika Serikat menyebut bahwa angka kematian terkait COVID-19 yang diklaim China kekurangan kredibilitas.
Rakyat Beijing terpaksa dikarantina di balik pagar kawat berduri. (The Sun)
Para ahli dari University of Washington, Ohio State University, dan perusahaan telekomunikasi AT&T melaporkan telah memonitor aktivitas kremasi di Wuhan untuk mencari tahu jumlah kematian sesungguhnya di tempat pertama COVID-19 muncul itu.
Mereka mengungkapkan penemuan mengejutkan yang menyebut bahwa kota Wuhan setidaknya mengkremasi 800 sampai 2.000 jenazah setiap harinya pada pekan kedua di bulan Februari. Pada saat itu, total angkat kematian terkait COVID-19 yang diklaim pemerintah China berkisar di angka 700.
(The Sun)
Terdapat laporan-laporan yang menyatakan bahwa 86 fasilitas kremasi di Wuhan beroperasi 24 jam pada kapasitas penuh, sehingga memicu kecurigaan akan angka kematian di kota itu yang sebenarnya.
Selain itu fasilitas-fasilitas kremasi juga disebut membeli ribuan guci untuk tempat abu jenazah, yang mana dari jumlah guci yang dibeli, studi tersebut menunjukkan bahwa kurang lebih 36.000 orang meninggal hanya di Wuhan saja pada 23 Maret. Angka resmi dari pemerintah China pada saat itu adalah 2.524.
(The Sun)
Meski begitu, laporan yang dipublikasikan di medRxiv tersebut belum dikaji ulang oleh komunitas peneliti sehingga belum bisa dijamin kebenarannya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Sun