Sebuah Studi di Wuhan, China, Klaim Golongan Darah A Lebih Rentan Terkena Virus Corona
IDWS, Rabu, 18 Maret 2020 - Orang dengan golongan darah A dilaporkan cenderung lebih mudah terjangkit virus corona (COVID-19) dibandingkan orang dengan golongan darah O, menurut sebuah studi di Wuhan, China — tempat awal mula virus itu mewabah.
Tim peneliti mengambil sampel darah dari 2.173 pasien positif COVID-19 di Wuhan, termasuk 206 pasien meninggal akibat virus itu yang berasal dari tiga rumah sakit di Provinsi Hubei. Tim tersebut terdiri dari para ilmuwan dan dokter dari penjuru China, termasuk dari Beijing, Wuhan, Shanghai, dan Shenzen.
Mereka membandingkan darah pasien terjangkit dengan warga yang berada dalam kondisi sehat. Kemudian data dari pasien yang terinfeksi dibandingkan dengan 3.694 orang yang tidak terinfeksi di wilayah yang sama.
Seorang petugas medis tengah memeriksa kondisi seorang pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, China. (Foto: AP)
Hasil studi menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O mewakili 25 persen dari total kematian yang diteliti dalam studi tersebut, sedangkan golongan darah A mencapai 41 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mereka dengan golongan darah A memiliki kecenderungan lebih mudah menerima efek fatal dari COVID-19, yakni kematian, dibandingkan dengan golongan darah O.
Untuk kemungkinan terinfeksi sendiri, studi itu menunjukkan bahwa 26 persen dari seluruh pasien positif virus corona yang diteliti bergolongan darah O, sedangkan golongan darah A mewakili 38 persen.
Sayangnya studi itu gagal menemukan hubungan antara perbedaan golongan darah dengan COVID-19. Ahli-ahli di bidang terkait juga belum mengkaji klaim tersebut.
"Orang-orang dengan golongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat perlindungan pribadi seperti menjaga daya tahan tubuh untuk mengurangi risiko infeksi," tulis peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan dari Zhongnan Hospital, melansir South China Morning Post. Pasien dengan golongan darah A juga perlu menerima pengawasan yang lebih ketat dan perawatan yang lebih intensif.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: South China Morning Post, Daily Mail