Vietnam Nyatakan Seluruh Pasien Positif Virus Corona di Negaranya Telah Sembuh
IDWS, Rabu, 4 Maret 2020 - Di tengah meningkatnya kasus infeksi virus corona Wuhan atau COVID-19 di Eropa hingga Timur Tengah, Vietnam menyatakan bahwa 16 warga negaranya yang positif terinfeksi penyakit dari China daratan itu telah sembuh.
Hingga Rabu (26/2), seluruh pasien tersebut telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ditambah lagi dalam 15 hari terakhir, Vietnam menyatakan belum menemukan adanya kasus infeksi COVID-19 baru di negaranya, seperti dilaporkan Al Jazeera pada Jumat (28/2).
Kasus infeksi terakhir di Vietnam terjadi pada 13 Februari 2020 di sebuah desa yang terletak di arah utara Hanoi, membuat desa itu ditutup aksesnya dalam 20 hari terakhir.
Meski begitu Vietnam tidak mau besar kepala dan memilih tetap waspada. Mengutip Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, Kementerian Kesehatan Vietnam menyatakan apabila diibaratkan perang, maka negaranya baru memenangkan babak pertama.
"Kami belum meraih kemenangan total dalam pertempuran ini karena segalanya tidak bisa diprediksi," jelas Vu seperti dikutip dari Kompas.com, merujuk kepada penyebaran virus di seluruh dunia.
Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Truong Son, mengenakan pakaian pelindung khusus sebelum memasuki area isolasi guna mengunjungi dua pasien Vietnam yang positif terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Cho Ray, Ho Chi Minh City, pada 23 Januari 2020. (Foto: AFP/BACH DUONG)
Pasien positif corona terakhir, seorang pria 50 tahun berinisial NVV sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang pada Rabu pekan lalu. Ia diketauhi tertular dari putrinya, NTD (23) yang merupakan satu dari delapan pekerja di sebuah perusahaan Jepang serta baru kembali dari Wuhan — pusat dari wabah COVID-19.
Dari enam orang di antara rombongan yang berangkat ke Wuhan positif virus corona, termasuk salah satu di antaranya adalah NTD. Korban termuda adalah seorang bayi berusia tiga bulan, sedangkan tertua berusia 73 tahun.
Apa resep sukses Vietnam menghadapi COVID-19?
Dr Kidong Park, perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Vietnam menyatakan, kunci sukses Hanoi adalah "respons yang konsisten dan proaktif". Kasus penyebaran virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu dimulai ketika dua warga China terinfeksi di Ho Chi Minh City pada 23 Januari.
Pemerintah pusat akhirnya mendeklrasikan virus SARS-Cov-2 itu sebagai darurat nasional pada 1 Februari, tatkala enam orang resmi terjangkit. Kemudian 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan isolasi terhadap 10.600 penduduk Son Loi selama 20 sejak lebih banyak kasus ditemukan.
Park menjelaskan, Hanoi mengaktifkan sistem respons mereka dengan mengintensifkan pengawasan, menggalakkan pengujian laboratorium. Kemudian memastikan tidak ada infeksi di fasilitas kesehatan, menyegel informasi negatif atau hoaks, hingga kolaborasi dari berbagai sektor.
Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long pernah menuturkan pada Februari, belum ada vaksin yang ampuh untuk menyembuhkan virus corona. Karena itu, mereka hanya mengandalkan prinsip dasar, di mana pekerja medis diharuskan mengikuti sejumlah protokol untuk menilai tingkat keparahan infeksi.
Pertama, dokter harus merawat orang yang menunjukkan gejala. Kemudian pasien bakal mendapat level perawatan tinggi di mana mereka juga melakukan diet. Kemudian tahap ketiga menurut Nguyen adalah, tim medis harus terus memperhatikan tingkat penyerapan oksigen dalam darah si pasien.
Selain berjibaku di rumah sakit, Hanoi juga melakukan perlindungan kepada siswa dengan tetap meliburkan kegiatan belajar mengajar. Jutaan murid dari 63 kota dan provinsi seantero Vietnam hingga saat ini masih belum bersekolah sejak ditutup pada Tahun Baru Imlek.
Sumber: Kompas.com via Al Al Jazeera