Penganut Teori Bumi Datar Tewas Setelah Roket Amatir yang Ia Naiki Jatuh dengan Kecepatan Tinggi ke Bumi
IDWS, Senin, 24 Februari 2020 - Seorang penganut teori Bumi datar bernama Mike "Mad" Hughes tutup usia setelah roket yang ia naiki jatuh dengan kecepatan tinggi ke tanah pada 22 Februari 2020. Kematiannya diwartakan oleh akun Twitter @ScienceChannel yang memfilmkan tragedi tersebut.
Michael 'Mad Mike' Hughes tragically passed away today during an attempt to launch his homemade rocket. Our thoughts & prayers go out to his family & friends during this difficult time. It was always his dream to do this launch & Science Channel was there to chronicle his journey pic.twitter.com/GxwjpVf2md — Science Channel (@ScienceChannel) February 23, 2020
Pria 64 tahun yang dikenal sebagia pendukung garis keras teori Bumi datar hingga dijuluki "Mad" (gila) itu percaya bahwa Bumi sebenarnya berbentuk piringan. Ia sudah beberapa kali mencoba terbang ke angkasa menggunakan roket buatannya sendiri untuk membuktikan kepercayaannya itu, meski semuanya gagal. Dan kegagalan terakhir berujung pada kematiannya.
Pada percobaan terakhirnya yang dilangsungkan di sebuah gurun di Barstow, California, Amerika Serikat, parasut dari roket yang dinaiki Hughes lepas tak lama setelah roket meluncur. Kemudian setelah mencapai ketinggian maksimalnya, roket tersebut berbalik arah ke Bumi dan menukik dengan kecepatan tinggi.
Dengan tak adanya parasut untuk mengurangi kecepatan jatuh, roket itu pun menghunjam ke tanah dengah sangat keras, membuat Mark Hughes tewas di saat itu juga.
Peluncuran roket yang dinaiki Mark Hughes itu difilmkan oleh Science Channel dan Homemade Astronauts yang dikenal mendokumentasikan roket-roket buatan amatir.
Mad Mike Hughes just launched himself in a self-made steam-powered rocket and crash landed. Very likely did not survive. #MadMike #MadMikeHughes pic.twitter.com/svtviTEi8f — Justin Chapman (@justindchapman) February 22, 2020
Hughes pertama kali nekat terbang dengan menaiki roket buatan sendiri pada 2014 silam di mana roket itu hanya mampu mencapai ketinggian 418 meter. Peluncuran kedua pada 2018 hanya mencapai ketinggian 571,5 meter. Sekedar informasi, penerbangan keluar angkasa disepakati oleh dunia dimulai pada ketinggian 100 kilometer dari permukaan laut, yang berarti roket Hughes masih sangat jauh untuk mencapainya.
Kurangnya dana dilaporkan jadi penyebab tidak langsung dari kematian Hughes. Ia hanya menganggarkan kurang lebih Rp250 juta untuk membuat roket tersebut — yang pastinya jauh dibandingkan harga roket untuk penerbangan luar angkasa betulan yang bisa mencapai puluhan triliun rupiah.
Dana minim tersebut selain dari kantongnya sendiri, juga ia dapatkan melalui crowdfunding antara sesama penganut teori Bumi datar.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: BBC.com