Jeritan WNI yang Terjebak di China Akibat Wabah Virus Corona, Ingin Segera Pulang
IDWS, Minggu, 26 Januari 2020 - Puluhan warga negara Indonesia (WNI) yang terperangkap di Kota Wuhan, China, akibat wabah virus corona mengutarakan harapan mereka untuk pulang ke Tanah Air.
Fitriani (25), seorang mahasiswi di China University of Geosciences di Wuhan mengutarakan bagaimana ia ingin segera dievakuasi ke wilayah yang lebih aman atau kembali ke Indonesia sebelum wabah memburuk.
Wujud virus corona Wuhan dilihat dari mikroskop. (Foto: Pusat Data Mikrobiologi Nasional China via Facebook/CGTN)
"Sebelumnya saya tidak berencana pulang ke Indonesia pada libur musim dingin ini. Akan tetapi sekarang saya berpikir untuk pulang ke Indonesia ketika virus [corona baru] dilaporkan telah menginfeksi 198 orang pada 21 Januari lalu, namun kota ini (Wuhan) telah disegel sejak 23 Januari," tutur Fitriani dikutip dari The Jakarta Post pada Sabtu (25/1/2020).
Para pelancong tengah diperiksa oleh tenaga medis di pintu masuk menuju stasiun kereta api bawah tanah di Beijing pada 24 Januari. (AFP/Noel-Celis)
Fitriani termasuk salah satu dari 93 pelajar WNI yang terjebak di Wuhan sejak Pemerintah China memblokir seluruh akses transportasi keluar-masuk Wuhan pada Selasa (21/1/2020). Jumlah WNI itu didapat dari Nur Musyafak, ketua cabang dari Asosiasi Pelajar Indonesia di China di Wuhan (PPIT Wuhan).
Pemerintah China dilaporkan telah menghntikan seluruh akses transportasi dari atau menuju Wuhan dan memerintahkan penduduk kota itu untuk tetap di rumah, dilansir dari AFP. Wuhan menjadi salah satu dari 17 kota kecil lain di Provinsi Hubei yang mendapat perlakuan serupa. Di antaranya seperti penutupan fasilitas publik, penghentian event besar seperti perayaan Imlek, hingga mencegah penduduk setempat untuk keluar dari kota masing-masing.
Nur menambahkan setidaknya ada kurang lebih 200 WNI di Wuhan, di mana banyak dari mereka sebelumnya telah lebih dulu pulang ke Indonesia saat libur Imlek, memperbesar kecemasan akan menjalarnya virus corona Wuhan di Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menyebutkan angka yang berbeda, menuturkan bahwa dari catatan kedutaan, setidaknya ada 428 pelajar di Wuhan, 1.280 di Beijing, dan 849 di Shanghai. Ia juga menambahkan bahwa setidaknya 90 persen dari seluruh pelajar WNI di Wuhan telah pulang ke Indonesia.
Pasar makanan laut Huanan di Wuhan yang disebut-sebut sebagai sumber dari virus corona baru. (ladbible.com via weibo)
Fitriani yang tinggal di dormitori kampusnya bersama lima mahasiswa WNI lainnya mengatakan bahwa ia tidak akan keluar dari tempat tinggalnya kecuali untuk kebutuhan mendesak. Di dormitori tersebut juga dipasangi pemindai panas atau thermal scanner untuk mengawasi suhu tubuh para pelajar yang tinggal di dalamnya, menurut Fitriani.
Terakhir kali Fitriani keluar adalah ketika membeli kebutuhan sehari-hari di sebuah pasar lokal di dekat kampusnya yang kini juga telah tutup. Ia mengaku telah menyimpan makanan untuk satu minggu ke depan seperti yang disarankan pihak otoritas setempat. Wabah penyakit mengerikan yang menimpa Wuhan membuat harga makanan seperti buah dan sayuran melonjak drastis hingga 6 kali lipat dari biasanya, namun Fitriani dan para WNI lainnya tak punya pilihan lain.
Bandara-bandara Indonesia siaga virus corona
Virus corona Wuhan yang terbilang mirip dengan SARS telah membunuh setidaknya 56 orang di China hingga Minggu (26/1/2020) dan telah menyebar hingga Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan Amerika Serikat.
Direktur dari Kementerian Luar Negeri Indonesia bagi perlindungan warga negara menuturkan bahwa Wuhan tengah dikarantina dan kementeriannya masih terus berkoordinasi dengah otoritas setempat di China melalui kedutaan besar RI di China untuk memberi bantuan semampunya bagi para WNI yang terjebak di sana.
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa kedutaan RI terus menjaga kontak dengan WNI yang terjebak di China lewat aplikasi chatting populer China, WeChat.
Seiring dengan penyegelan di berbagai kota dan provinsi di China akibat virus corona, Indonesia juga mengumumkan untuk sementara wkatu menghentikan seluruh penerbangan yang doperasikan maskapai Indonesia dari dan menuju Wuhan. Bandara-bandara Indonesia juga disebutkan telah memasang pemindai panas untuk mendeteksi adanya penumpang dengan suhu badan tinggi yang mungkin bisa membawa virus mematikan itu.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Jakarta Post