Donald Trump: AS Tidak Butuh Minyak Timur Tengah!
IDWS, Kamis, 9 Januari 2020 - Memang AS saat ini merupakan produsen minyak terbesar di dunia di atas Arab Saudi dan Rusia. Namun tak semudah itu bagi AS menyatakan tak lagi membutuhkan minyak dari Timur Tengah.
Produksi minyak AS sejak 2011 naik dua kali lipat menjadi 13 juta barel per hari dengan total ekspor 3 juta barel per hari.
Boom oil yang terjadi di AS beberapa tahun lalu memang telah menurunkan ketergantungan minyak asing. Namun embargo minyak Arab pada 1970an turut melumpuhkan ekonomi AS.
Hal ini menjadi alasan sebenarnya AS masih bergantung pada Timur Tengah, terutama Arab Saudi.
Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets Helima Croft mengungkapkan minyak merupakan komoditas yang diperdagangkan secara global. Ini artinya, penghentian pasokan minyak di satu tempat dapat meningkatkan harga di tempat lain.
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AP Photo)
Chairman Konsultan Rapidan Energy Group Bob McNally mengungkapkan investor saat ini sangat terganggu dengan ketegangan yang terjadi.
"Kenyataanya gangguan yang terjadi akan membuat harga minyak meningkat di seluruh wilayah," ujar dia.
Dia menjelaskan harga minyak mentah telah melonjak 15% sejak September lalu ini merupakan yang tertinggi dalam satu dekade. Saat itu Trump berjanji akan menggunakan minyak dari Strategic Petroleum Reserve? atau cadangan minyak mentah darurat AS untuk menjaga harga di pasaran.
"Jika kita (AS) tak butuh minyak dari Timur Tengah, kenapa Presiden Trump harus meyakinkan dunia jika kita siap menggunakan SPR?," ujar McNally.
Sumber: detikcom