Twitter Tidak Akan Lagi Melayani Iklan Politik di Platform Media Sosialnya, Ungkap Sang CEO
IDWS, Kamis, 31 Oktober 2019 - Di saat Facebook tengah dikritik karena memperbolehkan politikus memasang iklan di platform media sosial (medsos) mereka, Twitter mengambil sikap sebaliknya. Pada Rabu (30/10), Twitter mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan seluruh iklan atau promosi politik di jaringan media sosialnya di seluruh dunia.
Pengumuman itu datang lewat rangkaian cuitan CEO Twitter Jack Dorsey pada Rabu malam. "Kami percaya bahwa penyampaian pesan-pesan politik seharusnya dengan berusaha, bukan dibeli," tulis Dorsey.
Dengan kata lain, para politikus masih bisa bercuit di media sosial berlogo burung biru itu, namun mereka tidak diperkenankan memasang iklan berbayar di Twitter yang bermuatan politik.
CEO Twitter, Jack Dorsey, mengumumkan bahwa perusahaannya tidak akan lagi mengiklankan iklan politik di platform media sosialnya. (Foto: Cole Burston/Bloomberg)
Dorsey menjelaskan alasan Twitter mengambil keputusan tersebut, dengan menjelaskan bahwa penyampaian pesan-pesan politik seharusnya terjadi ketika orang-orang mem-follow atau me-retweet akun politikus bersangkutan.
"Membayar [iklan agar pesan-pesan politik tersampaikan] menghilangkan keputusan rakyat tersebut, memaksa promosi politik terarah dan teroptimalisasi saja yang mencapai rakyat. Kami percaya bahwa keputusan [melarang politikus mempromosikan pesan-pesan politik] ini tidak akan terganggu oleh uang," tulis Dorsey.
Ia juga memperingatkan bagaimana kekuatan iklan internet dapat membawa resiko signifikan terhadap politik — menyindir Facebook yang disebut-sebut tidak ambil pusing untuk mengecek ulang iklan politik di platform media sosial mereka.
"Kami (Twitter) paham bahwa kami hanyalah bagian kecil dari ekosistem periklanan politik yang jauh lebih besar. Beberapa pihak mungkin akan berpendapat bahwa keputusan kami hari ini akan lebih condong memihak inkumben. Namun kita telah menyaksikan berbagai pergerakan sosial yang mampu mencapai skala yang masif tanpa iklan politik sama sekali. Saya percaya itu akan terus tumbuh," tegas Dorsey.
Twitter juga menegaskan bahwa definisi mereka akan iklan politik sejalan dengan bagaimana mereka mendefinisikan konten politik.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Twitter/@jack