Korea Selatan Kerahkan Penembak Jitu dan Drone Untuk Musnahkan Babi-Babi yang Terjangkit ASF Dari Korea Utara
IDWS, Selasa, 15 Oktober 2019 - Korea Selatan berencana untuk menurunkan penembak jitu (sniper) militer serta para pemburu dari kalangan sipil ke perbatasan antara Korea Selatan-Korea Utara untuk mengeliminasi babi maupun babi hutan yang terjangkit penyakit demam babi Afrika (African swine fever/ASF) dari Korea Utara.
Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan Korea Selatan mengumumkan pada Minggu (13/10) bahwa pihaknya akan menggunakan drone yang dilengkapi dengan pemantau termal untuk mendeteksi hewan-hewan sakit di dekat perbatasan kedua negara bersaudara, yakni zona buffer di sebelah selatan dari Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan dua Korea.
Para staff peternakan menggiring babi-babi yang terinfeksi ASF untuk dimusnahkan di Paju, kota yang dekat dengan perbatasan Korea Selatan-Utara. Foto ini diambil pada 17 September 2019. (AFP)
Tujuan dari operasi ini adalah untuk memusnahkan babi-babi liar dan berpenyakit di wilayah seperti Incheon, Seoul, Goseong dan di sepanjang Sungai Bukhan. Para penembak jitu dari militer maupun sipil juga akan dikirim ke Paju, Hwacheon, Inje, Yanggu, dan Goseong.
Sejauh ini, Korea Selatan telah menurunkan 7 helikopter untuk mendisinfeksasi sebagian dari DMZ yang telah terjangkit ASF. Total, 154.548 ekor babi dari 94 peternakan telah dimusnahkan.
Pemusnahan babi-babi yang terjangkit virus ASF di Paju, Korea Selatan. (Lim Byung-Shick/AFP)
Dari catatan resmi, wabah pertama terjadi di peternakan-peternakan babi di China pada Agustus 2018, lalu menyebar ke negara-negara tetangga termasuk Mongolia dan Vietnam. Virus itu kemudian diketahui "menyeberang" ke Korea Utara, meski hanya membunuh 22 babi saja pada bulan Mei lalu di sebuah peternakan yang berjarak 260 kilometer dari Pyongyang serta berada dekat dengan perbatasan Korea Utara-China.
Namun, menurut laporan-laporan tak resmi dari berbagai media, ASF telah menyebar tak terkendali di Korea Utara. Bila hal itu benar adanya, makan Korea Utara yang sudah kesulitan bahan pangan dapat tenggelam dalam krisis pangan. Seperti yang diketahui, babi merupakan sumber protein utama di negara yang dipimpim oleh Kim Jong-un itu. Daging babi mencakup 80% dari total konsumsi protein warga Korea Utara.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: AsiaNews