Jepang: 19 Orang Dilaporkan Tewas, 16 Lainnya Hilang Pasca Badai Topan Hagibis Menerjang
IDWS, Minggu, 13 Oktober 2019 - Badai Topan Hagibis menerjang wilayah Jepang pada Sabtu (12/10) siang, membawa angin kencang dan hujan deras yang menyebabkan tanah longsor hingga banjir akibat air sungai meluap.
Langit Tokyo yang berubah warna menjadi ungu sehari sebelum Hagibis menerjang pada Sabtu (12/10). (Facebook)
Melansir Kyodo News, setidaknya 19 orang dilaporkan tewas dan 16 lainnya masih dinyatakan hilang. Air luapan sungai membanjiri pemukiman warga dan mempersulit pencarian. Tanah longsor mengakibatkan akses-akses jalan terputus.
Sebuah taman bermain kanak-kanak yang tenggelam oleh banjir akibat Badai Topan Hagibis. (MASA)
Setidaknya 100 orang di seluruh Jepang terluka, berdasarkan laporan dari para relawan dan tenaga penyelamat serta pihak otoritas Jepang.
Operasi penyelematan kini terus dijalankan di wilayah setral, timur dan timur laut Jepang yang mengalami musibah tanah longsor dan banjir parah dibandingkan wilayah lain. Kementerian Pertahanan Jepang menurunkan kurang lebih 27 ribu personel dari Pasukan Bela-Diri Jepang (Japan Self-Defense Force/JSDF) untuk membantu operasi penyelamatan dan pencarian korban.
Kota Nagano pada Minggu (13/10) pasca diterjang Badai Topan Hagibis sehari sebelumnya. (Kyodo)
Kota Nagano yang terletak di wilayah sentral Jepang merupakan salah satu kota yang terkena dampak paling parah dari Badai Topan Hagibis. Kedua sisi Sungai Chikuma kolaps dan menyebabkan banjir bandang di pemukiman warga. Kementerian Pertanahan Jepang mengestimasi area di sekitar sungai tersebut kemungkinan dibanjiri air laut setinggi 5 meter.
Banjir menerjang Prefektur Mie di Jepang akibat Badai Topan Hagibis pada Sabtu (12/10) siang. (Kyodo/Reuters)
Banjir telah menelan rumah-rumah dan berbagai fasilitas di kota Nagano, termasuk fasilitas pengolahan aliran limbah dan selokan serta kereta-kereta peluru yang terparkir di halaman rel milik East Japan Railway Co. di Stasiun Nagano.
Lebih dari 6 juta orang di Honshu (pulau utama dan terbesar di Jepang) dianjurkan untuk melakukan evakuasi. Berbagai perusahaan operator kereta api menghentikan layanan mereka pada Sabtu sore hingga Minggu Pagi. Hal yang sama juga terjadi di berbagai bandara.
Rumah-rumah warga dan tiang listrik yang rusak diterjang Badai Topan Hagibis di Ichihara, Prefektur Chiba, pada Sabtu (12/10). (Kyodo/Reuters)
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata melaporkan setidaknya terdapat 48 kasus tanah longsor atau semburan lumpur di 12 prefektur, sedangkan 9 tepian sungai dilaporkan kolaps.
Bandara Haneda di Tokyo dan kereta peluru shinkansen telah melanjutkan layanannya pada Minggu (13/10) pagi, sedangkan layanan kereta bawah tanah masih menjalani pemeriksaan keamanan.
Rumah-ruamh warga yang rusak diterjang Badai Topan Hagibis di Ichihara, Prefektur Chiba, pada Sabtu (12/10). (Jiji Press/Getty Images)
Korban jiwa pertama yang dilaporkan adalah seorang pria 50an tahun yang ditemukan tewas di dalam sebuah mobil yang terbalik akibat angin kencang. Di Prefektur Gunma, 4 orang dilaporkan tewas akibat rumah-rumah yang diterjang tanah longsor. Di Kawasaki, seorang pria berusia 60an tahun diselamatkan dari dalam apartemen yang tergenang air banjir, namun meninggal di rumah sakit.
Sungai Tama yang airnya meluap hebat saat Banjir Topan Hagibis menyambangi Jepang pada Sabtu (12/10). (Carl Court/Getty Images)
Prefektur China, — yang pada September lalu mengalami mati listrik massal akibat topan lainnya — lebih dari 95 ribu rumah tidak memperoleh akses tenaga listrik, menurut Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. Lebih dari 70 ribu rumah sekitar wilayah tersebut juga terkena dampak mati listrik massal kali ini.
Warga Jepang di tempat penampungan di Tokyo akibat Badai Topan Hagibis. (Karyn Nishimura/Getty Images)
Tohoku Electric Power Co., yang memasok listrik ke timur laut Jepang melaporkan bahwa lebih dari 18 ribu rumah terputus akses listriknya.
Masih belum berhenti sampai di sini, pihak petugas keamanan pantai melaporkan sebuah kapal kargo dari Panama yang diawaki 12 kru karam di Teluk Tokyo pada Sabtu (12/10) malam. 5 kru berhasil diselamatkan pada Minggu pagi, namun satu di antaranya kemudian meninggal.
Para penonton balap Formula 1 yang terpaksa berevakuasi di Sirkuit Suzuka di Jepang. (Kim Hong-ji/Reuters)
Layanan komunikasi mobile di wilayah sentral, timur, dan timur laut Jepang juga terkena gangguan akibat Badai Topan Hagibis hingga Minggu (13/10) pagi.
Badai Topan Hagibis telah meleman menjadi topan ekstra-tropikal di pesisir pantai timur laut Jepang pada Minggu (13/10) siang setelah menyapu area metropolitan Tokyo dan sebagian wilayah timur laut Jepang.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kyodo News