Badai Hagibis Diprediksi Hantam Jepang Hari Ini, Disebut yang Terkuat Dalam 51 Tahun Terakhir
IDWS, Sabtu, 12 Oktober 2019 - Badai Super Hagibis (Super Typhoon Hagibis) diprediksi akan menghantam wilayah timur dan sentral Jepang pada Sabtu (12/10) malam dengan curah hujan dan kecepatan angin yang mencetak rekor.
Hagibis berpotensi menjadi badai terkuat yang menghantam Jepang dalam 51 tahun terakhir, menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA) dalam konferensi pers hari Jumat (11/10) pagi. JMA menyebutkan bahwa Badai Hagibis "sebanding dengan Badai Ida pada 1958 yang menewaskan lebih dari 1.200 orang."
"Mata" dari Badai Super Hagibis pada 9 Oktober 2019. (Himawari-8/JMA)
Belajar dari pengalaman dihantam Badai Faxai yang menyambangi Jepang sebulan lalu, JMA telah mulai mewanti-wanti rakyat Jepang untuk bersiap menghadapi Hagibis sejak Rabu (9/10) lalu.
Agensi berita Jepang, NHK, terus memperingatkan warga Jepang lewat berbagai media agar terus waspada dan juga menyarankan agar warga yang tinggal di tempat dengan ketinggian tak jauh dari ketinggian air laut untuk mengevakuasi diri secepatnya, dan juga menyarankan untuk menyegel rapat jendela mereka untuk menghindari kerusakan akibat benda-benda berterbangan akibat Hagibis.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berjanji bahwa kabinetnya akan terus melakukan segala upaya untuk memastikan keamanan masyarakat Jepang dan terus menyebarkan informasi akan Badai Hagibis seefektif mungkin.
Badai Super Hagibis pada 9 Oktober 2019. (Himawari-8/JMA)
Menteri Ekonomi dan Perdagangan Jepang, Isshu Sugahara, menyatakan kepada publik pada 10 Oktober bahwa segala persiapan terus dilakukan untuk mengantisipasi mati listrik, terutama di Rumah Sakit, serta memastikan keamanan akan pasokan air bersih.
Menteri Pertahanan dan Menteri Transportasi bekerjasama dengan Menteri Pariwisata memastikan agar informasi mengenai Badai Hagibis diterima oleh setiap warga negara asing yang tengah berada di Jepang.
Layanan transportasi dihentikan sementara
Pada saat artikel ini ditulis, 1,655 penerbangan domestik telah dibatalkan. Maskapai Nasional Jepang, Japanese Airlines (JAL) membatalkan 542 penerbangan, sedangkan ANA membatalkan 558 penerbangan. Utamanya penerbangan yang dibatalkan adalah penerbangan keluar masuk Bandara Haneda dan Narita.
Badai Super Hagibis pada 11 Oktober 2019. (JAPANForward)
131 penerbangan internasional dari Bandara Tokyo juga dibatalkan, dengan beberapa pengecualian pada Sabtu (12/10) pagi. Jadwal kereta api dan kereta bawah tanah juga terpengaruh, di mana JR East Japan telah menghentikan sebagian besar layanan kereta api di Tokyo dan Shizuoka. Selain itu layanan Tokaido Shinkansen dan kereta Sanyo rute Shin-Osaka dan Okayama juga dihentikan.
Hal yang sama juga terjadi di layanan kereta api untuk wilayah utara Jepang — khususnya Tohoku, Yamagata, dan Akita. Sedangkan Tokyo Metro juga menghentikan sebagian besar layanan transportasi komuter lines pada Sabtu ini. Warga juga diperingatkan untuk berhati-hati dalam mengendara di jalan raya.
Piala Dunia Rugby dan F1 juga terkena dampak Hagibis
Badai Hagibis juga membuat dua pertandingan Piala Dunia Rugby yang seharusnya digelar pada Sabtu (12/10) dibatalkan. Kedua pertandingan tersebut antara lain Inggris melawan Perancis yang sejatinya akan digelar di Yokohama, dan Selandia Baru kontra Itali di Toyota City, sentral Jepang.
Sedangkan pertandingan di hari Minggu (13/10) termasuk laga Jepang kontra Skotlandia masih belum diketahui akan dibatalkan atau tidak.
Grand Prix Formula 1 yang akan digelar di Sirkuit Suzuka, Prefektur Mie, juga terkena dampak. Latihan yang dijadwalkan pada 12 Oktober ini dibatalkan, sedangkan babak kualifikasi dijadwal ulang menjadi Minggu (13/10) pagi.
Selain layanan transportasi dan olahraga, dunia bisnis dan hiburan juga tak luput dari bahaya Hagibis. Berbagai lokasi shopping dan hiburan seperti toko serba ada ditutup pada Sabtu (12/10) ini. Tokyo Disneyland mengumumkan tutup mulai 12 Oktober hingga 13 Oktober sore. Terakhir kali taman bermain populer ini tutup adalah saat gempa bumi disusul tsunami menghantam Jepang pada 2011 silam.
Jaringan supermarket Ito Yokado juga mengumumkan akan menutup sementara 124 tokonya di Tokyo pada 12 Oktober. Seven-Eleven juga memutuskan menutup 1.000 jaringan tokonya. Hal ini membuat warga berbondong-bondong menumpuk perbekalan seperti makanan dan air minum pada 10-11 Oktober kemarin.
Stay safe, Japan!
(stefanus/IDWS)
Sumber dan Foto Fitur: JAPANForward