Satu Cuitan Twitter Membuat China Boikot Siaran Pramusim NBA dan Memaksa NBA Hadapi Dilema
IDWS, Rabu, 9 Oktober 2019 - Cuitan Twitter dari Manajer Umum Houston Rockets, Daryl Morey, bisa jadi merupakan tweet paling kontroversial di Amerika Serikat (AS) pada tahun ini.
Morey seolah kembali menyulut bara api ketegangan China-AS lewat cuitan Twitternya yang mendukung para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.
"Berjuang demi kebebasan, bela Hong Kong," bunyi tweet Morey yang kini telah dihapus dan diganti dengan pernyataan permintaan maaf.
China yang dalam beberapa bulan terakhir ini masih belum bisa meredam gejolak demonstrasi di Hong Kong memberi reaksi yang tak tanggung-tanggung: Menghentikan siaran pramusim NBA hingga NBA dengan tegas menolak pernyataan kontroversial Morey itu.
Houston Rockets jadi pihak paling dirugikan di sini. Klub basket NBA ini merupakan klub basket paling populer di China karena eks pemainnya, Yao Ming, berasal dari China dan membela klub itu selama delapan musim sebelum pensiun pada 2011.
Pihak NBA sendiri enggan mengutarakan seberapa besar pengaruh pasar China bagi dunia basket profesional, namun setidaknya China diestimasi menyumbang sedikitnya 10% dari total pemasukan NBA, menurut David Carter, direktur eksekutif USC Sports Business Institute. Dan jumlah itu diprediksi masih akan terus bertambah menjadi 20% pada 2030.
Serba Salah
Sebenarnya masalah ini tidak terlalu rumit, NBA cukup membuat pernyataan/bersikap bahwa mereka tidak setuju dengan pendapat Morley terkait pengunjuk rasa Hong Kong. Sedangkan Houston Rockets cukup memecat Morey dan meminta maaf secara terbuka.
Akan tetapi, bila semua hal itu dilakukan, akan timbul masalah baru yang tak kalah rumit, sehingga pada akhirnya NBA maupun Houston Rockets dihadapkan pada dilema.
Para pengamat maupun penggemar basket di AS merasa apabila NBA menundukkan kepala dan menuruti tuntutan China, maka reputasi mereka terancam rusak di mata pendukung lokal maupun para sponsor dari AS. NBA pun dihadapkan pada pilihan berat, antara mengorbankan pasar China atau reputasi sebagai liga kebanggaan AS — yang sendirinya juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial?
Nama Morey mungkin sudah tidak asing bagi para penggemar berat NBA. Ia telah bekerja sebagai manajer umum Houston Rockets — yang bertanggung jawab menghimpun dan menyatukan pemain — dalam 12 tahun terakhir. Ia juga dianggap berjasa sebagai seorang inovator yang membawa analisis statistik ke NBA.
Di tangannya, Houston Rockets finis di peringkat pertama divisi mereka pada tiga musim dari lima musim kompetisi terakhir. Pada 2012, ia memboyong James Harden lewat pertukaran pemain, di mana sang pemain memenangkan penghargaan MVP pemain terbaik NBA untuk musim 2017-18. Morey juga memenangkan penghargaan NBA sebagai eksekutif terbaik di tahun yang sama.
Namun kini ia berubah menjadi duri dalam daging bagi NBA, yang susah untuk dicongkel keluar dan membuat NBA berjalan di atas tali yang tipis.
(Stefanus/IDWS)
Foto Fitur: CNN.com