Dua Fasilitas Minyak Utama Arab Saudi Diserang Oleh Drone
IDWS, Senin, 16 September 2019 - Produksi minyak Arab Saudi berkurang separuh setelah dua fasilitas minyak utamanya diserang oleh beberapa drone pada Sabtu (14/9/2019), dilansir dari Business Insider. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Mansour al-Turki menyatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Akan tetapi serangan itu bisa berdampak buruk bagi Saudi Aramco, perusahaan minyak raksasa milik pemerintah Arab Saudi yang berencana untuk melakukan IPO (Initial Public Offering) terbesar di dunia.
Grup pemberontak Yemen, Houthl mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
The Wall Street Journal dan Bloomberg melaporkan bahwa menurut sumber mereka, Arab Saudi menutup setengah dari produksi minyak mereka pasca serangan 14 September lalu. Penutupan produksi tersebut berjumlah 5 juta barel per hari atau 5% dari produksi harian dari minyak mentah dunia.
Kebakaran akibat serangan drone di fasilitas pemrosesan minyak milik Saudi Aramco di Buqayq, Sabtu, 14 September 2019. (Reuters)
BBC melaporkan bahwa Abqaiq — fasilitas pemrosesan minyak terbesar milik Saudi Aramco, diserang terlebih dahulu sebelum serangan drone kedua mengakibatkan kebakaran di dekat ladang minyak Khurais.
Juru bicara Houthi — yang disebut memihak Iran — menyatakan bahwa mereka meluncurkan 10 drone untuk menyerang dua fasilitas minyak Arab Saudi tersebut.
Sebelumnya, Houthi juga dituduh bertanggung jawab atas serangan drone ke fasilitas pencairan gas alam di Shaybah pada bulan lalu, dan Iran juga dituduh oleh Arab maupun Amerika Serikat atas serangan ke dua tanker minyak pada Juni dan Juli — tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Iran di Tehran.
Kerajaan Arab Saudi memproduksi 9,8 juta barel minyak mentah setiap harinya. Ladang minyak Khural memproduksi kurang lebih 1% dari minyak dunia sedangkan Abqaiq merupakan fasilitas pengolahan minyak terbesar Saudi Aramco yang memroses 7% minyak global. Para pejabat Aramco sendiri pernah menyatakan bahwa Aramco bisa bernilai setidaknya US$2 triliun.
Sebelum dua serangan drone pada Sabtu kemarin terjadi, Aramco dilaporkan hendak melempar 5% sahamnya ke publik pada 2020 atau 2021. Bila Aramco jadi merilis 5% sahamnya, maka mereka dapat mengumpulkan dana US$100 miliar dari IPO tersebut, yang berarti sama dengan empat kali lipat nilai dari IPO terbesar di dunia pada saat ini.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Business Insider