Kakek 65 Tahun Jadi Pahlawan Usai Menghentikan Aksi Penembakan di Masjid di Norwegia di Hari Idul Adha Kemarin
IDWS, Selasa, 13 Agustus 2019 - Seorang kakek berusia 65 tahun di Norwegia dielu-elukan sebagai pahlawan setelah ia menggagalkan aksi seorang pemuda yang hendak melakukan penembakan massal di Masjid al-Noor Islamic Centre di Baerum, Norwegia, pada Minggu (11/8/2019).
Masyarakat Oslo berkumpul di luar gedung Islamic Cultural Centre di Oslo, Norwegia, sebagai ungkapan solidaritas terhadap warga Muslim setelah penembakan di Masjid al-Noor Islamic Centre di Baerum. (NTP Scanpix/Reuters)
Saksi mata melaporkan bahwa setelah pemuda itu menembakkan senjata apinya beberapa kali, sang kakek yang bernama Mohamed Rafiq itu menyergap si terduga pelaku teror dan meringkusnya di lantai dibantu oleh seorang umat lainnya.
Terduga tersangka, seorang pemuda yang dilaporkan mengenakan pakaian pelindung, masuk lewat pintu kaca untuk mencapai tempat ibadah di mana umat islam setempat akan merayakan Hari Raya Idul Adha.
Mohamed Rafiq, kakek 65 tahun yang dengan berani menghentikan aksi seorang pemuda yang menembaki sebuah masjid di Norwegia pada Minggu (11/8/2019). (REUTERS)
Kepada khalayak wartawan di sebuah hotel dekat lokasi kejadian pada Minggu (11/8/2019), Rafiq mengaku berterima kasih akan dukungan dan pujian yang ia terima. Ia juga menceritakan bagaimana dirinya meringkus terduga tersangka yang hendak melakukan penembakan massal itu, sedangkan seorang umat lain bernama Mohamed Iqbal memukul kepala tersangka.
Irfan Mushtaq, anggota dari pengelola masjid tempat kejadian, menuturkan bahwa beberapa menit sebelum terduga pelaku memasuki area ibadah, sekitar 15 orang berada di dalam gedung masjid.
Philip Manshaus, terduga tersangka penembakan di sebuah Masjid di Norwegia pada Hari Perayaan Idul Adha, Minggu, 11 Agustus 2019. (EPA)
Dilansir dari Independent, terduga tersangka diidentifikasi sebagai Philip Manshaus, seorang pemuda berusia 21 tahun yang tinggal di lingkungan setempat. Ia disebut merupakan seorang ekstrimis sayap kanan yang terinspirasi dari penembakan massal Christchurch dan El Paso.
Manshaus juga diduga membunuh saudari iparnya yang masih berusia 17 tahun, yang jasadnya ditemukan di rumah saudarinya itu.
Kejadian ini pun dianggap sebagai potensi serangan terorisme oleh pihak kepolisian. Menurut asisten kepala polisi Rune Skjold, Manshaus mengekspresikan opininya di mana ia memuja fasisme Norwegia dan kolaborator Nazi, serta memusuhi para imigran.
Ia juga memuji keberanian luar biasa yang ditunjukkan Rafiq dan Iqbal yang melumpuhkan terduga tersangka meski beberapa tembakan telah dilepas. Menurutnya, tak diragukan lagi keberanian keduanyalah yang mencegah adanya korban jiwa.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Independent