Dua Kota di Meksiko yang Terkenal Beriklim Panas Kini Terbenam Lapisan Es Setebal Hingga 1,5 Meter
IDWS, Selasa, 2 Juli 2019 - Cuaca tak lazim menghantam Mexico City dan Guadalajara, Meksiko. Kedua kota itu diselimuti lapisan es dengan tinggi mencapai 1,5 meter setelah diterjang badai es pada Minggu (30/6/2019).
Para petugas dari kedua kota itu pun disibukkan untuk membersihkan jalanan yang tertutup es karena menghambat laju transportasi. Dibutuhkan alat-alat berat untuk membersihkan tumpukan es. Para warga terpaksa bekerja keras membuang tumpukan es yang masuk ke area rumah mereka.
Dilansir cari Dailymail pada Selasa (2/7/2019), Gubernur Jalisco, Enrique Alfaro Ramizer, menuturkan bahwa dia belum pernah menyaksikan fenomena badai es seperti yang terjadi pada hari Minggu pekan lalu itu.
"Saya pergi ke sana (lokasi yang terkenda badai es) untuk mengevaluasi situasi dan saya menyaksikan pemandangan yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Hujan es dengan lebih dari satu meter tingginya, dan saya mulai berpikir jika perubahan iklim benar-benar ada," cuit Ramirez di Twitternya.
Namun di balik semua itu, ia bersyukur tidak ada laporan korban terluka atau tewas akibat badai es tersebut.
Akibat badai es tak terduga menghantam kota-kota yang selama ini terkenal karena cuaca panasnya itu, banyak jalan berubah menjadi :"sungai" dengan lapisan es mengapung di permukaan, dan banyak pula warga yang terpaksa mengungsi ke atap rumah masing-masing.
(Twitter/EnriqueAlfaroR)
(Twitter/EnriqueAlfaroR)
Terlihat mobil-mobil maupun moda transportasi lainnya, seperti truk, tertimbun lapisan es sehingga tak bisa digunakan.
Pemerintah Jalisco juga bekerjasama dengan tentara Meksoko dan Guadalajara serta aparat dari Tlaquepaqua untuk membersihkan sisa-sisa hujan es dari jalanan umum. Pihaknya juga memberikan bantuan bagi warga setempat yang rumahnya terkena dampak dalam insiden ini.
(Twitter/EnriqueAlfaroR)
(Twitter/EnriqueAlfaroR)
(Twitter/EnriqueAlfaroR)
Melansir CNNIndonesia.com, menurut seorang ahli meteorologi, Michael Guy, hujan badai es tersebut diperkirakan terjadi akibat adanya tekanan rendah yang meluas ke kawasan selatan dari perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko. Alhasil, badai terus berkembang di sepanjang perbatasan dengan massa udara yang berbeda. (Stefanus/IDWS)
Sumber: Dailymail