Setidaknya 207 Orang Tewas Dalam Rangkaian Ledakan Bom Di Gereja dan Hotel di Sri Lanka Pada Hari Paskah
IDWS, Minggu, 21 April 2019 - Setidaknya 207 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam rentetan ledakan bom yang terjadi di Sri Lanka pada perayaan Paskah di hari Minggu (21/4) ini.
Gelombang ledakan pertama menghantam tepat di pusat komunitas Kristen yang merupakan minoritas di negara tersebut, ketika gereja-gereja tengah sibuk-sibuknya karena merayakan Hari Paskah di Colombo, Negombo dan Batticaloa hari Minggu pagi waktu setempat.
Militer Sri Lanka berjaga-jaga di depan Kuil St. Anthony di Gereja Kochchikade setelah ledakan di Colombo pada Minggu (21/4). (Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Ledakan susulan menghancurkan tiga hotel mewah, Shangri La, Cinnamon Grand dan Kingsbury yang terletak di ibukota Sri Lanka, Colombo.
Aksi teror ledakan bom tersebut merobek satu dekade kedamaian di negara itu setelah berakhirnya perang saudara pada 2009 silam yang berlangsung selama 25 tahun lamanya. Sejak saat itu, Sri Lanka berubah menjadi negara destinasi populer bagi turis bahkan meraih titel tempat terbaik di dunia untuk dikunjungi di tahun 2019 oleh publiser panduan wisata Lonely Planet.
Para pendeta Katolik mengamati lokasi terjadinya ledakan bom di Negombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). (Foto: REUTERS/Stringer)
Berdasarkan informasi dari CNN, hotel Shangri La di Colombo mengatakan bahwa cafe Table One di hotel tersebut mendapat serangan ledakan bom pada pukul 09.00 pagi waktu setempat. Sedangkan ledakan ketujuh dan kedelapan bertempat di sebuah hotel di depan Kebun Binatang Dehiwala di Denihawala-Mount Lavinia dan di sebuah rumah pribadi di Mahawila Gardens, Dematagoda yang terjadi pada sore hari waktu setempat.
Berikut ini adalah lokasi-lokasi ledakan yang dilaporkan sejauh ini:
• Kuil St. Anthony, Kochchikade
• Gereja St. Sebastian, Negombo
• Gereja Zion, Batticaloa
• Cinnamon Grand, Colombo
• Hotel Shangri La, Colombo
• Hotel Kingsbury, Colombo
• Dekat Kebun Binatang Dehiwala di Dehiwala-Mount Livinia
• Sebuah rumah di Mahawila Gardens, Dematagoda
Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Harsha de Silva menuturkan di Twitter bahwa "hampir 30 warga asing" terbunuh pada hari itu. Di Colombo, setidaknya 20 warga asing termasuk dalam korban tewas, menurut Rumah Sakit General Anil Jasinghe. Berbagai rumah sakit terus memantau jumlah korban.
Petugas kepolisian dan pendeta Katolik berada di dalam gereja yang jadi sasaran ledakan bom di Negombo, Minggu (21/4). (Foto: REUTERS/Stringer)
Dua warga Turki dan seorang warga Belanda turut menjadi korban tewas. Komisioner Tinggi Inggris untuk Sri Lanka, James Dauris, mengatakan bahwa beberapa warga negaranya juga "terkena ledakan."
Berita terbaru menyatakan bahwa tujuh orang telah ditahan dengan dugaan terkait tragedi tersebut, tulis De Silva setelah menghadiri rapat darurat dengan para pejabat pertahanan Sri Lanka.
Peringatan Paskah
Pendeta Edmond Tillekeratne, direktur komunikasi sosial untuk Archdiocese of Colombo, menuturkan kepada CNN dari Gereja St. Sebastian yang merupakan salah satu target ledakan.
Ia mengatakan bahwa ledakan terjadi setelah Misa Paskah, mengakibatkan sekitar 30 jasad tak bernyawa bertebaran di area gereja itu.
Seorang anggota keluarga dari korban ledakan bom di Kuil St. Anthony di Gereja Kochchikade. (Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Dua dari tiga imam yang ada di lokasi terluka parah akibat terkena pecahan kaca serta reruntuhan akibat ledakan, sedangkan satu imam cedera ringan karena saat itu berada di belakang altar, tambah Tillekeratne.
"Kamu bisa melihat potongan-potongan daging terlempar ke dinding, altar bahkan hingga keluar gereja," ungkapnya.
Pemberlakuan jam malam
Kepolisian Sri Lanka langsung menerapkan aturan jam malam pada area yang luas mulai pada Minggu (21/4) pukul 18.00 waktu setempat hingga pagi keesokan harinya.
Pihak otoritas di negara itu langsung mengadakan sebuah rapat darurat yang melibatkan petinggi-petinggi Angkatan Darat, Udara dan Laut, menurut Harsha de Silva melansir CNN.
Perdana Menteri Sri Lanka Rahil Wickremesinghe mengutuk ledakan bom tersebut di Twitter, dan menyerukan agar Sri Lanka "tetap teguh dan bersatu."
Presiden Malthripala Sirisena juga mengaku bahwa "ia telah memberi berbagai instruksi untuk mengambil tindakan tegas melawan orang-orang yang bertanggung jawab atas konspirasi [ledakan bom]."
Seiring dengan tragedi yang memakan ratusan korban jiwa tersebut, pembatalan liburan kepada seluruh anggota polisi di Sri Lanka langsung diberlakukan.
Mengincar kaum Kristen
Komunitas Kristen di Sri Lanka yang merupakan minoritas diduga menjadi target utama dari serangkaian serangan bom tersebut. Kristen merupakan agama minoritas di negara tersebut, kurang dari 10% dari total populasi 21,4 juta penduduk.
Menurut data sensus, 70,2% penduduk Sri Lanka merupakan pemeluk agama Budha, 12% Hindu, 9,7% Musim dan 7,4% Kristen.
Puing-puing dari Gereja St. Anthony pasca ledakan bom hari Minggu (21/4). (Foto: Derana TV/via Reuters TV)
Serangan bom pada hari Minggu ini beresiko merusak perdamaian rapuh di Sri Lanka pasca perang saudara yang terjadi akibat tensi antara kaum Sinhala yang merupakan mayoritas dengan kaum minoritas Tamil dan berlangsung hingga 25 tahun lamanya. Lebih dari 70 ribu orang tewas dalam perang saudara tersebut yang berakhir ketika pasukan Sri Lanka mengalahkan Tamil Tigers pada 2009.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sri Lanka menyaksikan bangkitnya agama Buddha ultra-nasionalis yang dipimpin oleh Bodu Bala Sena — organisasi Buddha paling kuat yang bersumpah untuk melindungi agama tersebut.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CNN News