CEO Boeing Merilis Permintaan Maaf Atas Kecelakaan yang Menimpa Lion AIr dan Ethiopian Airlines
IDWS, Jumat, 5 April 2019 - Direktur Utama Boeing, Dennis Muilenberg meminta maaf atas dua tragedi kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia yang total menewaskan 346 orang.
Melansir CNN Indonesia, permintaan maaf itu disampaikan lewat surat resmi yang diunggah pada situs resmi Boeing dan menjadi komentar paling panjang Muilenberg sejak kecelakaan pertama yang menimpa pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 terjadi pada Oktober tahun lalu.
Ia juga mengakui kemiripan kedua tragedi, termasuk implikasi permasalahan atas perangkat lunak (software) pada pesawat Boeing 737 Max 8.
"Kami di Boeing meminta maaf atas korban yang tewas dalam kecelakaan-kecelakaan 737 MAX yang terjadi baru-baru ini. Tragedi ini terus menjadi beban hati dan pikiran kami, dan kami menawarkan simpati pada orang-orang tercinta dari penumpang dan awak pesawat di penerbangan Lion Air 610 dan Ethiophian Airlines 302," ujar Muilenburg dalam pernyataan resminya.
CEO Boeing, Dennis Muilenberg, meminta maaf secara tertulis atas dua kecelakaan pesawat yang menimpa Lion Air dan Ethiopian Airlines. (Jim WATSON / AFP)
Permintaan maaf Muilenberg tersebut muncul sehari setelah laporan awal penyelidikan insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines keluar. Laporan itu mengindikasikan bahwa software anti-stall Boeing atau Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) diduga mengalami malfungsi.
Dalam situasi pesawat kehilangan daya angkat (alias mengalami stall), MCAS yang seharusnya membantu pilot untuk kembali memperoleh daya angkat malah memaksa hidung pesawat turun dan menyebabkan stall lebih parah. Ini terjadi karena adanya malfungsi sensor yang menyebabkan kemunculan data yang salah, membuat MCAS malah melawan kendali manual dari pilot.
Muilenberg juga menyinggung permasalahan MCAS itu dalam permintaan maafnya:
"Terlihat bahwa di dua penerbangan ini sistem yang dikenal dengan nama MCAS menjadi aktif untuk merespons serangan informasi yang salah," kata Muilenberg.
Ia berjanji perusahaannya akan bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan industri penerbangan yang terguncang dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges, menyatakan bahwa awak pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302 sudah mengikuti prosedur resmi saat kecelakaan. Pernyataan Moges ini disampaikan berdasarkan laporan awal penyelidikan. Namun, sesuai dengan aturan internasional terkait kecelakaan udara, laporan awal ini tidak boleh melampirkan kemungkinan penyebab utama kecelakaan.
Laporan awal ini juga tidak boleh merinci analisis detail terkait penerbangan tersebut. Hasil laporan lengkap baru akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan.
CEO Ethiophian Airlines, Tewolde Gebremariam, kepada CNN Internasional menyatakan bahwa terlalu dini untuk menyatakan Boeing telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasi masalah ini.
Ia juga menegaskan bahwa laporan awal telah membantah asumsi pilot tidak memiliki kualifikasi yang layak untuk menerbangkan pesawat.
Perwakilan dari asosiasi pilot di Amerika Serikat (APA) menerima laporan itu dengan penuh kehati-hatian.
"Temuan awal dari penyelidikan kecelakaan pesawat Ethiophian mengonfirmasi bahwa malfungsi MCAS adalah peristiwa darurat dan bukan sesuatu yang bisa diabaikan," kata Jason Goldberg, juru bicara asosiasi tersebut.
"Kami tetap berhati-hati dan berharap penyelesaian ini akan dilakukan secara menyeluruh dan tidak dipercepat atau dilakukan terburu-buru. APA akan terus aktif untuk memastikan 737 Max baru akan mengudara hanya setelah seluruh pemangku kepentingan yakin pesawat itu siap."
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CNN Indonesia