Kamera Tersembunyi Menghantui Para Wanita Korea Selatan
IDWS, Minggu, 31 Maret 2019 - Sudah larut malam ketika polisi mengetuk pintu tempat tinggal Choi dan menunjukkan kepadanya sebuah video yang mengubah hidupnya.
Dalam rekaman video yang agak buram itu terlihat seorang wanita telanjang yang Choi kenali sebagai dirinya sendiri, tengah berjalan tanpa busana dengan santai di apartemennya yang terletak di lantai 22 dari sebuah gedung di pusat Kota Seoul, Korea Selatan.
(CNN)
Video tersebut diambil lewat sebuah jendela dengan lensa telefoto dari atap gedung sebelah. Choi — yang meminta untuk disebut hanya dengan nama belakangnya saja — itu tak bisa berkata apa-apa menghadapi kenyataan tersebut. Ia sama sekali tak menyadari atau curiga dirinya selama ini telah diintai dan direkam orang tak dikenal.
Ia tak bisa tidur malam itu karena paranoid di mana ia merasa masih ada orang yang mengintai dirinya.
Ribuan wanita memprotes aksi pemotretan atau perekaman video ilegal pada 4 Agustus 2018 di Seoul, Korea Selatan. (CNN)
"Aku takut berada di rumah sekarang karena apa yang terjadi. Aku difilmkan di tempat tinggalku sendiri jadi aku tak ingin lagi di sini dan aku juga takut untuk meninggalkan apartemen di siang hari sekalipun," aku Choi kepada CNN.
Sejak 2011, angka kasus perekaman film atau video secara ilegal di Korea Selatan terus melonjak dari 1.300 per tahun menjadi lebih 6.000 pada 2017. Banyak wanita telah direkam saat berada di tempat tinggal mereka, celana dalam yang difoto dari bawah rok di tempat umum atau jalanan, serta terekam kamera tersembunyi di dalam toilet maupun ruang ganti pakaian. Rekaman-rekaman ilegal itu lalu disebar secara luas di internet dan diunggah ke berbagai situs dan forum bahkan media sosial.
Sheriff Keamanan wanita tengah menginspeksi sebuah toilet di Seocho, distrik bagian dari Seoul. (CNN)
Dalam beberapa bulan terakhir ini, puluhan ribu wanita bergabung dalam gerakan protes di Seoul dengan slogan "My Life is Not Your Porn" atau "Hidupku Bukan Pornomu." Mereka beramai-ramai mengenakan masker dan menenteng spanduk, meminta pemerintah untuk mengambil aksi konkrit untuk melindungi privasi para wanita dan menghukum para pria yang terbukti merekam wanita tanpa izin atau ilegal.
Lee Ji-soo bekerja sebagai seorang "digital undertaker", membantu para korban untuk menghapus dan menyabut foto maupun video ilegal dari internet. (CNN)
Kemarahan serta rasa frustasi dari para peserta unjuk rasa tersebut terlihat jelas, apalagi ditambah dengan lamanya tanggapan pemerintahan terhadap permasalahan sosial itu.
Pada awal September 2018, sebuah skuad khusus inspektur wanita memulai pemeriksaan harian di 20.000 toilet umum di Seoul, dengan rencana ke depannya puluhan ribu toilet pribadi juga akan dibersihkan dari kamera-kamera tersembunyi. Beberapa distrik menyebut skuad tersebut sebagai "sheriff keamanan" karena ciri khas para anggotanya mengenakan topi ala koboi.
Skuad pencari kamera tersembunyi yang terdiri dari siswi sekolah maupun sukarelawan tengah meng-scan sebuah toilet umum di sebuah kolam umum di Changwon, Korea Selatan, 25 Juli 2018. (CNN)
Meski begitu, para aktivis dan korban merasa hal itu belum cukup, dan mereka masih menghadapi kurangnya ketertarikan maupun pengertian dari polisi maupun para pejabat pemerintahan. Mereka juga menunjukkan beberapa program sejenis sheriff keamanan yang telah dijalankan di ibukota Korea Selatan belum bisa menunjukkan hasil nyata. Ada juga yang menuduh program-program itu hanyalah teater semata.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CNN