Jasad-Jasad Pendaki di Gunung Everest Bermunculan Setelah Es dan Gletser Mencair Akibat Pemanasan Global
Para operator ekspedisi khawatir akan jumlah jasad para pendaki gunung yang terekspos akibat melelehnya es di Gunung Everest.
IDWS, Sabtu, 23 Maret 2019 - Hampir 300 pendaki tewas saat berjuang menakhlukan Gunung Everest sejak pertama kali manusia mencoba mendakinya dan dua pertiga dari jumlah tersebut diperkirakan masih terkubur dalam timbunan salju dan es di sana.
Banyak jasad telah dievakuasi dari gunung oleh pemerintah Cina dari sisi utara Everest seiring dengan dimulainya musim pendakian di musim semi.
Lebih dari 4.800 pendaki telah mencapai puncak tertinggi di planet Bumi itu.
Kebanyakan dari jasad-jasad pendaki ditemukan bermunculan di Gletser Khumbu. (Foto: FRANK BIENEWALD)
"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat sehingga jasad-jasad yang selama ini terkubur terekspos," ungkap Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendakian Gunung Nepal. "Kami telah membawa turun jasad-jasad dari sebagian pendaki yang meninggal dalam beberapa tahun terakhir, namun jasad-jasad lama yang selama ini terkubur mulai bermunculan kembali. "
Seorang staff pemerintahan setempat yang bekerja sebagai petugas penghubung di Everest menuturkan: "Saya sendiri telah membawa kembali 10 jasad dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi berbeda di Everest, dan jelas masih banyak dari mereka (jasad-jasad pendaki) yang terus bermunculan sekarang."
Jasad-jasad juga dilaporkan bermunculan di Camp 4 yang lahannya relatif datar. (Foto: DOMA SHERPA)
Para petugas dari Asosiasi Operator Ekspekdisi Nepal (EOAN) mengatakan bahwa mereka telah membawa turun seluruh tali dari base camp yang terletak di ketinggian Everest serta Pegunungan Lhotse pada musim pendakian kali ini, namun mengatasi masalah jasad-jasad yang bermunculan tidaklah mudah.
"Masalah ini harus diprioritaskan oleh kedua pemerintahan (Cina dan Nepal) dan pelaku industri pendakian gunung," tutur Dambar Parajuli, presiden EOAN. "
Jasad-jasad yang terekspos
Pada tahun 2017, tangan dari seorang pendaki yang tewas muncul dari tanah di wilayah Camp 1. Para operator ekspekdisi mengatakan mereka telah mengerahkan pendaki-pendaki profesional dari komunitas Sherpa untuk memindahkan jasad tersebut. Di tahun yang sama, sebuah jasad muncul di permukaan dari Gletser Khumbu.
Para ilmuwan menemukan fakta bahwa kolam-kolam di Gunung Everest mulai meluas dan menyatu satu sama lain di Gletser Khumbu. (Foto: C. SCOTT WATSON/UNIVERSITY OF LEEDS)
Dikenal juga sebagai Air Terjun Khumbu, di lokasi ini lah paling banyak ditemukan jasad-jasad pendaki yang bermunculan dalam beberapa tahun terakhir.
Jasad-jasad juga terlihat di Camp 4 — disebut juga sebagai South Col — yang relatif datar.
"Tangan dan kaki dari jasad-jasad juga bermunculan di base camp dalam beberapa tahun terakhir," kata seorang petugas dari sebuah organisasi non-pemerintah yang aktif di wilayah tersebut.
"Kami menyadari ketinggian es di sekitar base camp mulai menurun, dan inilah kenapa jasad-jasad itu terekspos," tambahnya.
Gletser yang menipis
Beberapa studi menunjukkan bahwa lapisan gletser di wilayah Everest serta sebagian besar wilayah Himalaya meleleh dengan cepat. Sebuah studi di tahun 2015 mengungkapkan kolam-kolam di Gletser Khumbu — di mana pendaki harus melewatinya untuk mencapai puncak Everest — meluas dan menyatu karena proses pelelehan yang semakin cepat.
Mayoritas jasad-jasad pendaki yang dibawa turun terkait dengan insiden akhir-akhir ini di Everest. (Foto: ANG TASHI SHERPA)
Tentara Nepal mengeringkan Danau Imja di dekat Gunung Everest pada 2016 setelah ketinggian air danau mencapai level yang membahayakan karena terisi oleh air hasil lelehan gletser.
Tim peneliti lainnya, termasuk anggota-anggota dari Universitas Leeds dan Aberyswyth dari Inggris pada tahun 2018 lalu mengebor Gletser Khumbu dan menemukan bahwa es di sana lebih hangat dari ekspektasi.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: BBC