Penyebab Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines Disinyalir Mirip dengan Pesawat Lion Air PK-LQP JT-610
IDWS, Selasa, 19 Maret 2019 - Black box dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret 2019 lalu dikabarkan menunjukkan kemiripan dengan jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018, ungkap Menteri Transprotasi Ethiopia, Dagmawit Moges.
Black box alias kotak hitam dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh di Addis Ababa dibawa dari mobil duta besar Ethiopia di Prancis untuk dibawah ke agensi kecelakaan pesawat BEA di Le Bourget, Paris, Prancis. (Foto: VCG Photo)
Meski menolak memberi keterangan detail, Dagmawit Moges menuturkan kepada jurnalis bahwa kesamaan-kesamaan antara dua insiden kecalakaan psawat tersebut akan menjadi subyek untuk dipelajari lebih jauh saat investigasi.
Pengumuman ini datang seminggu setelah pesawat Ethiopian Airlines nomor penerbangan ET-302 ini terjun bebas ke darat di selatan Addis Ababa tak lama setelah lepas landas, menewaskan 157 orang yang ada di dalamnya.
Kecelakaan tersebut menyebabkan pelarangan terbang bagi pesawat Boeing 737 MAX 8 sebagai jenis pesawat yang terlibat dalam dua insiden tragis itu. Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 — juga berjenis Boeing 737 MAX 8 — jatuh di perairan Karawang pada Oktober tahun lalu dan menewaskan 189 orang.
Seorang petugas dari agensi investigasi kecelakaan pesawat terbang BEA tengah mendengarkan rekaman dari kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh di Addis Ababa. (Foto: VCG Photo)
Kedua pesawat dilaporkan sama-sama mengalami perubahan ketinggian yang ekstrim dan kecepatan udara yang fluktuatif sebelum kemudian jatuh tak lama setelah lepas landas.
Berbagai pertanyaan pun mengalir deras akan sistem anti-stalling otomatis yang diperkenalkan dalam pesawat Boeing 737 MAX 8, yang didesain untuk secara otomatis mengarahkan hidung pesawat turun jika pesawat jika terancam mengalami stalling. Stalling, atau "stall" artinya adalah ketika suatu pesawat kehilangan daya angkat di udara. Namun alih-alih bukannya mencegah stalling, sistem otomatis ini justru disinyalir menyebabkan stalling. Dan kedua pesawat yang jatuh dalam insiden di Ethiopia dan Indonesia sama-sama dilengkapi dengan sistem yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) itu.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CGTN