Tak Puas dengan Bulan Buatan, Cina Akan Luncurkan Matahari Buatan
Sebuah matahari buatan yang melakukan tugasnya lebih baik daripada matahari sungguhan sedang dibuat oleh para ilmuwan
Foto: Chinese Academy of Sciences
IDWS, 20 November 2018 - Dari rencananya untuk meningkatkan kapabilitas dari artificial intelligence-nya, Cina dengan mantap mendemonstrasikan posisinya sebagai trendsetter teknologi pada abad ke-21 ini.
Salah satu dari rencana paling ambisius sekarang adalah mengembangkan bilik fusi nuklir magnetik yang bisa menghasilkan panas yang lebih dari matahari buatan tersebut. Chamber berbentuk seperti donut tersebut saat ini tengah dikembangkan oleh sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwan dari Institute of Plasma Physics, sebuah bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
Mereka mengumumkan bahwa plasma yang dipanaskan dalam bilik fusi nuklir magnetik bernama EAST (Experimental Advanced Supercondicting Tokamak) dapat memproduksi energi tak terbatas. Rencana tersebut datang hanya satu bulan setelah sebuah perusahaan yang berbasis di Chengdu, Cina, mengungkapkan rencananya untuk meluncurkan bulan kedua ke luar angkasa pada tahun 2020. Sebuah tanda lain akan momentuk dari kemajuan Cina dalam sektor teknologi dan industri.
Menembus batas
Meski proyek tersebut ternyata telah mendapat lampau hijau dari pemerintah sejak 1998, baru ketika detail-detail yang lebih jelas mulai mengapung ke permukaan pada tahun 2012, tim tersebut menunjukkan kemajuan bertahap dalam kemampuan memanfaatkan energi dari reaktor di atas.
Foto: Chinese Academy of Sciences
Versi lama dari simulator matahari tersebut diungkapkan dua tahun lalu, dengan diameter mencapai 5 meter, memanaskan plasma di dalamnya dengan temperatur tiga kali lipat lebih panas dari panas matahari (sekitar 50 juta Kelvin) dan bertahan hingga 102 detik.
Sekarang, dengan percobaan yang lebih efisien — yang bisa melebihi ekspektasi para ilmuwan — mereka mampu menaikkan kapasitas reaktor tersebut lebih tinggi lagi. Reaktor baru yang dikembangkan oleh tim di EAST memiliki tinggi 11 meter, lebar 8 meter, serta berat 360 ton dan dapat memanaskan plasma di dalamnya hingga 6 kali panas matahari (100 juta Celsius). Tak heran jika Akademi Ilmu Pengetahuan Cina dengan bangga melaporkan pencapaian mereka tersebut.
Membuka jalan baru dalam penelitian
Perkembangan positif tersebut melambangkan skenario terbaik, baik bagi ilmu pengetahuan ataupun tujuan pemerintah Cina dalam menciptakan sumber daya energi yang bisa diperbaharui. Sebenarnya tak hanya Cina, tapi juga dunia tentunya. Sebab dengan adanya sumber energi yang bisa diperharaui sekaligus tanpa emisi rumah kaca yang merusak lingkungan maupun radioaktif dapat mengatasi masalah umat manusia akan menipisnya sumber daya energi sekaligus meminimalisir resiko merusak alam.
An 'artificial sun' in the East! China's Experimental Advanced Superconducting #Tokamak (EAST) reaches plasma temperatures of 100 million degrees Celsius and a heating power of 10 MW. #ITER can expect important input from this achievement. https://t.co/MNcmrdxbRZ — ITER (@iterorg) November 14, 2018
Pertanda lain akan dampak positif dari kesuksesan Cina tersebut adalah disahkannya proyek dari organisasi multinasional ITER (International Thermonuclear Experiment Reactor) untuk menciptakan perangkat fusi nuklir magnetik terbesar di dunia. (Stefanus/IDWS)
Sumber: interestingengineering.com