Ilmuwan Temukan Cara Unggah Informasi Secara Langsung ke Otak
Menanamkan pengetahuan langsung ke otak seperti film sci-fi terkenal The Matrix? Mungkin saja bisa terjadi di masa depan, begitulah yang dipercaya para ilmuwan.
IDWS, 9 November 2018 - Para ilmuwan mengklaim mereka telah mengembangkan sebuah simulator yang bisa mengirimkan informasi langsung ke otak seseorang dan mengajari mereka keahlian baru dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan pembelajaran tradisional.
Mereka juga percaya bahwa penemuan ini adalah langkah pertama untuk mengembangkan peranti lunak yang lebih maju lagi sehingga apa yang digambarkan dalam film trilogi The Matrix sebagai pembelajaran instan bisa diwujudkan suatu saat nanti.
Dalam film sci-fi yang terinspirasi dari anime klasik Jepang Ghost in the Shell tersebut, sang protagonis, Neo, dikisahkan mampu menguasai kung fu dalam beberapa detik setelah keahlian mengenai kung fu "diunggah" langsung ke otaknya.
Para ilmuwan dari HRL Laboratories yang berbasis di California, mengatakan bahwa mereka menemukan sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan pembelajaran manusia, hanya saja masih sangat jauh dibandingkan dengan Neo.
Mereka mempelajari sinyal-sinyal elektrik dari seorang pilot terlatih, lalu mengirimkan data dari sinyal elektrik tersebut ke otak dari beberapa subyek pemula dengan cara stimulisasi elektrik sebelum kemudian para pemula itu belajar bagaimana cara mempiloti sebuah pesawat terbang lewat simulator pesawat terbang yang realistik.
(Sumber: tsknowledge.com)
Hasil studi dari percobaan itu lalu dipublikasikan di jurnal Frontiers in Human Neuroscience, di mana di dalamnya tertulis bahwa para subyek yang menerima stimulasi otak lewat helm elektroda mempelajari cara mempiloti pesawat 33 persen lebih baik dari pada subyek yang tidak mendapat stimulasi.
Metode yang sudah ada sejak 4000 tahun lalu
Salah seorang ilmuwan bernama Dr. Matthew Phillips menerangkan bahwa mereka memang sengaja memilih kegiatan mempiloti pesawat terbang sebagai bagian dari studi mereka karena dalam mempiloti sebuah pesawat terbang dibutuhkan sinergi dari performa kognitif dan motor.
Ia juga menjelaskan, bahwa ketika seseorang mempelajari sesuati, otaknya akan berubah secara fisik. Berbagai koneksi dibuat dan diperkuat dalam sebuah proses yang disebut neuro-plasticity. Dan beberapa fungsi otak seperti berbicara dan memori berada di sebuah lokasi spesifik di dalam otak, yang hanya sebesar ujung jari kelingking.
Apa yang dilakukan oleh tim ilmuwan Dr. Matthew adalah mengarahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi ke lokasi-lokasi spesifik di dalam otak yang mendukung apa yang sedang kita pelajari.
Menurut beliau, sebenarnya metode stimulasi otak sudah ada dari dulu, bahkan sejak zaman kuno. Bangsa Mesir kuno 4000 tahun lalu menggunakan belut listrik untuk menstimulasi atau mengurangi rasa sakit mereka.
Mungkin benar jika teknologi ini bisa membantu mempercepat manusia mempelajari suatu keahlian. Namun, penulis sendiri secara pribadi kurang setuju dengan adanya teknologi seperti ini, apalagi jika sudah mencapai taraf seperti Neo dalam film The Matrix. Sebab mempelajari suatu hal sebenarnya juga merupakan esensi dari hidup, bukan hanya hasil akhirnya saja. Apa yang didapat secara instan belum tentu baik bagi manusia. (Stefanus/IDWS)
Sumber: tsknowledge.com