Harga Murah, Jurus Ponsel China Libas Kompetitor
JAKARTA - Bagi pasar di negara berkembang, pengguna cenderung lebih banyak mengincar handset yang memiliki banderol harga terjangkau.
Produsen smartphone asal Negeri Tirai Bambu, sebut saja Xiaomi banyak diincar oleh konsumen di Indonesia. Dalam posting-an di Twitter beberapa hari lalu, Vice President of International Xiaomi Hugo Barra mengatakan bahwa Redmi Note terjual 10 ribu unit hanya dalam 40 detik setelah peluncuran di Indonesia.
Smartphone anyar ini sendiri dijual melalui website Lazada (@LazadaID). "Mi Indonesia: 10.000 Redmi Note habis terjual dalam waktu di bawah 40 detik hari ini!" tulis Hugo Barra di akun @hbarra.
Menurut International Data Corporation (IDC) yang dirilis Oktober 2014, Xiaomi berhasil masuk jajaran lima besar pembuat smartphone di dunia. Tempat pertama masih tetapi diduduki Samsung, diikuti Apple, Xiaomi, Lenovo, dan LG.
Xiaomi berhasil tumbuh pada Q3 2014 dengan raihan sebanyak tiga digit. IDC menyatakan ponsel andalan Xiaomi, MI4, dirancang agar mampu bersaing dengan Samsung Galaxy S5 dan iPhone. Bulan Agustus lalu menjadi kunci keberhasilan perusahaan.
"Ponsel China (brand dari China) bisa saja jadi ancaman bagi produsen smartphone lainnya, karena brand China mempunya strategi harga lebih murah, tentu strategi harga murah ini sangat sesuai dengan kemampuan rakyat Indonesia," kata Agus Hamonangan, Founder ID-ANDROID - Indonesian Android Community kepada Okezone.
Ia mengatakan, dari sisi quality, Smartphone China juga tidak kalah dengan brand smartphone lainnya. "Dari sisi quality, Smartphone China juga berkualitas, walau saat ini ada semacam pendapat bahwa ponsel China lebih cepat rusak," tuturnya.
Ditanya apakah brand asal China ini akan mampu bertahan lama di pasar Indonesia, ia mengungkapkan bahwa handset tersebut bisa bertahan asalkan produsen memperhatikan dari sisi service center-nya. "Ponsel dari China akan bisa bertahan, selagi kualitas, service center-nya juga memadai," imbuhnya.