5 Game Online Yang Dipenuhi Pemain Toxic!!
Terkadang bermain game terasa seperti bertengkar, bertengkar dengan mulut alias silat lidah tentunya. Sudah tak terhitung lagi kasus-kasus sumpah serapah, baik lisan maupun tertulis melalui kolom chat di dalam game, yang terungkap ke publik. Dan disinyalir yang tidak terungkap berjumlah jauh lebih banyak lagi. Tidak cukup sampai di situ, sering kali bahkan ada pemain yang dengan sengaja membuat timnya kalah, mulai dari bermain egois tanpa menghiraukan rekan setimnya, meninggalkan permainan (leaver), sengaja diam di tempat/base dalam waktu yang lama (afk), atau yang paling parah antara lain membantu tim lawan untuk menang entah dengan sengaja memberi kesempatan mudah bagi tim lawan untuk membunuh karakternya berulang kali (feeding) atau menghalang-halangi sudut pandang rekan setim, dan masih banyak lagi.
Pemain-pemain seperti ini dikenal dengan istilah pemain toxic, pemain tanpa etika dan kedewasaan yang cukup untuk menghadapi masalah. Ciri-cirinya antara lain adalah luar biasa egois, tak bisa berkompromi dengan rekan satu tim, mudah menyalahkan teman, mudah menyerah, tak bisa diajak bekerja sama, sering berkata kasar atau mengetik kata-kata kasar (trash talk/Keyboard Warrior), serta --pada umumnya namun tidak harus-- keahlian bermain yang rendah.
Jika bertemu dengan pemain seperti ini tentu membuat kita frustasi dan merasa tak rela kalah hanya karena ulah tak sportif rekan setimnya sendiri. Pengalaman seperti ini sering menghantui para pemain yang notabene terhitung normal dan berakibat pada kapoknya mereka untuk kembali memainkan game dengan komunitas yang memiliki banyak pemain toxic setelah berulang kali menelan pil pahit yang tak lain adalah para pemain toxic tersebut. Jangankan pemula, pemain veteran bahkan pemain pro sekalipun pernah merasakan dan meski masih harus mempertahankan image mereka sebagai pemain pro, tetap menyatakan ketidak setujuan mereka akan eksistensi pemain-pemain toxic.
Apakah kamu pernah merasakan memiliki rekan setim seorang pemain toxic saat sedang bermain game online?
Berikut ini adalah 5 game online yang terkenal di kalangan gamers sebagai game dengan komunitas yang dipenuhi pemain toxic!
#5 DOTA 2
Dota 2 bisa dibilang merupakan pioner dari meluasnya genre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) dan telah bertengger lama di industri game online dunia. Sekuel dari map mod Warcraft III, DotA (Defense of the Ancient) ini mendapatkan nilai 9.4 oleh website internasional IGN, mengalahkan berbagai game bergenre serupa termasuk League of Legends (LoL) dan memenangkan gelar game bergenre MOBA terbaik di dunia. Sayangnya salah game dengan gameplay, keseimbangan, serta mekanisme terbaik di dunia ini menjadi salah satu sarang terbesar para gamer toxic di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Dota 2 disorot oleh para pengamat game dan gamers karena komunitasnya yang terkenal kejam, terutama kepada para pemula. Nyaris tidak ada ampun untuk pemain pemula, dimana mereka sering dihujani dengan kata-kata kasar dan makian, bukannya memberikan semangat atau mengarahkan. Sistem MMR mungkin bisa dijadikan salah satu alasan utama yang menyebabkan para pemain Dota 2 kerap menyalahkan rekan setimnya sendiri karena kekalahan menyebabkan berkurangnya poin MMR yang membuat para pemain dengan mental kurang dewasa merasa gengsinya turun. Selain itu, pemain-pemain egois sering kali hanya mau menggunakan hero-hero dengan role carry dan tak ada satupun pemain dalam tim yang menggunakan hero support, mengakibatkan kekalahan tim tersebut.
Dan bahkan sering kali terjadi, jika ada pemain yang dengan murah hati menggunakan hero support untuk mengejar kemenangan, malah menerima hinaan dan cacian karena berbagai alasan yang sering kali bukanlah salah pengguna hero support tersebut. Hal ini tentunya membuat pemain merasa enggan menggunakan hero support. Sudah susah-susah berkorban demi kemenangan tim, namun pemain lain yang disupport bermain seenak jidat mereka sendiri dan malah menyalahkan pengguna hero support. Siapa yang tidak emosi?
Akibat dari merebaknya pemain toxic dalam komunitas Dota 2 --terutama server Asia Tenggara (SEA)-- membuat jumlah pemainnya terus berkurang dibandingkan beberapa tahun lalu saat Dota 2 masih jaya-jayanya. Banyak para pemain mulai dari pemula hingga veteran yang sudah tak sanggup lagi menghadapi pemain toxic dan memutuskan untuk pensiun dari Dota 2. Semoga developer Dota 2 bisa memulihkan dan menjaga komunitasnya dara para pemain toxic ini karena amat sangat disayangkan bila pioner MOBA ini hancur karena ulah pemain-pemainnya sendiri.
#4 Point Blank
Siapa yang tidak kenal game tembak-tembakan first-person shooter ini? Point Blank sudah cukup lama berada di industri game online dan memiliki keunggulan antara lain grafis serta animasi yang bagus dan berbagai macam senjata dan seragam yang bisa dipilih. Namun karena merupakan game action yang kerap diwarnai dengan tensi tinggi agaknya mempengaruhi emosi para pemainnya. Banyak pemain yang hanya mementingkan nilai akhir dari suatu pertandingan, atau hanya mengejar skor kill terbanyak tanpa menghiraukan tujuan utama pertandingan. Pemain yang paling sering mati mendapat ejekan dari rekan setimnya sendiri, dan tak jarang pemain-pemain dari tim lawan juga ikut mencemooh. Hal ini membuat Point Blank termasuk ke dalam salah satu game online yang tidak ramah kepada pemula.
#3 CSGO
Counter-Strike: Global Offensive merupakan kelanjutan dari salah satu game FPS (first-person shooter) tertua di industri game online dunia, Counter-Strike. Karena itu komunitasnya pun termasuk sebagai salah satu komunitas game online terbesar di dunia. Namun karena gameplay-nya sering kali pemain bertindak merugikan timnya sendiri hanya karena konflik-konflik kecil seperti perang mulut. Insiden paling sering terjadi adalah salah lempar granat yang menyebabkan kematian rekan satu tim atau luka parah. Belum lagi jika bermain di pertandingan dimana mode friendly fire diaktifkan.
Dalam mode friendly fire, kita bisa melukai teman-teman kita sendiri entah dengan pisau, tembakan senapan kita, ataupun granat (dimana pada mode normal tanpa friendly fire, hanya granat yang bisa melukai kawan sendiri). Ditambah dengan tempo cepat serta tensi tinggi serta ketegangan permainan membuat banyak pemain tak kuasa mengendalikan emosi yang mengakibatkan transformasi mereka menjadi pemain toxic jika hal ini terus-terus menerus terjadi.
#2 PUBG
PUBG tengah menjamur dan viral di dunia game online, tanpa terkecuali di Indonesia. Game ini memberikan sensasi permainan yang realistis, namun di saat yang sama juga membawa banyak permasalahan bagi pemainnya. Bagi mereka yang pernah bermain PUBG, mendengar kata-kata kasar dari voice chat sudah menjadi rutinitas ketika bermain. Banyak pemain yang senang membunuh dulu sebelum menertawakan korbannya. Sering kali pula yang membuat tensi para pemain naik adalah pemain lawan yang menyergap tiba-tiba membuat kita kaget dan begitu tersadar karakter kita sudah tergeletak tak bernyawa, ditambah dengan suara tawa dari sang pembunuh tentunya sulit bagi mayoritas pemain untuk menahan emosi.
#1 Mobile Legends: Bang Bang
Mobile Legends: Bang Bang bisa dibilang merupakan game MOBA untuk platform mobile yang sangat populer di Tanah Air. Namun sayangnya, game ini juga merupakan game dengan nominal pemain toxic paling banyak dan terparah di Indonesia. Mobile Legends ini seperti Dota 2 versi brutal dalam hal menjaga iman dan kesabaran. Karena sangat mudah untuk diakses, banyak anak-anak yang belum matang secara mental ikut bermain dan membuat onar dalam permainan. Pertama, kali keahlian bermain yang rendah, kedua, karena mentalitas bocah yang belum matang, dan yang ketiga adalah kurangnya pengawasan dari orang tua akan game-game yang dimainkan anaknya serta pendidikan dalam keluarga membuat anak-anak kecil tersebut menyebarkan sumpah serapah serta bahasa binatang mereka ke penjuru Tanah Air melalui Mobile Legends. Orang-orang seumuran SMA atau yang sudah dewasa pun tak sedikit yang terpancing emosi mereka karena ulah tak pantas adik-adik ini sehingga mereka pun ikut lepas kendali dan membuat permainan semakin panas. Belum lagi masih sedikitnya kesadaran para pemain Mobile Legends akan kepuasan bermain bersama dan entengnya hukuman untuk mereka yang meninggalkan permainan sebelum waktunya (leaver) membuat game ini menjadi salah satu game dengan tingkat leaver paling tinggi di Indonesia.
Begitulah bahasan tentang 5 game penuh pemain toxic. Kalau menurut kalian sendiri, 5 game mana saja yang penuh dengan pemain toxic? Kita tunggu ya pendapat dari teman-teman sekalian.