Remaja 18 Tahun Asal Australia Ini Menjadi Atlet Berpenghasilan Terbesar Australia Tahun Ini
IDWS - Seorang remaja 18 tahun asal Australia bernama Anathan Pham, menjadi jutawan mendadak berkat game Dota 2 sekaligus menjadi olahragawan Australia berpenghasilan terbesar untuk tahun ini.
Siapakah Anathan Pham?
Anathan "ana" Pham. Sumber: Liquipedia
Anthan "ana" Pham merupakan anggota dari OG Dota, tim eSports yang berhasil menjuarai turnamen terbesar Dota 2 sekaligus kompetisi eSports dengan pool prize terbesar dalam sejarah untuk sementara ini, The International 2018 (TI8) yang diadakan pada 20 Agustus - 25 Agustus lalu di Vancouver, Kanada. Turnamen tahunan yang diadakan Valve ini patut menyombongkan diri dengan total hadiah mencapai USD $25,532,177 (sekitar 376 milyar rupiah) di mana sang juara, OG Dota, berhak membawa pulang USD $11,190,158 (sekitar 164 milyar rupiah).
Ana sendiri meraup lebih dari USD $3 juta (sekitar 44 milyar rupiah) dari turnamen itu. Ia juga mencatatkan rekor menjadi orang Australia pertama yang menjuarai The International. Jangan lupa, usianya masih 18 tahun! Penghasilan Ana tersebut melebihi penghasilan 9 pemain terbaik AFL (sejenis liga profesional rugby Australia) dalam setahun yang "hanya" berkisar USD $1 juta.
Melintasi Khatulistiwa Demi Mengejar Mimpi
Perjalanan Ana menjadi atlet berpenghasilan terbesar se-Australia dimulai pada usia 15 tahun ketika ia menerima undangan untuk berpartisipasi dalam liga in-house CDEC, yang memberinya kesempatan untuk berkompetisi melawan para pemain Dota negeri Tirai Bambu tersebut yang terkenal piawai nan sarat pengalaman. Ia pun memutuskan untuk menerima undangan tersebut, dan hijrah dari kampung halamannya di Melbourne menuju Shanghai, Tiongkok, pada Desember 2015 untuk mengejar mimpinya menjadi pemain Dota profesional.
Kepindahannya ke Shanghai membuat Ana drop out dari SMA, di mana sang ibu pada awalnya tidak sepenuhnya mendukung. Namun kakaknya, Alan Pham meyakinkan sang ibu sehingga pada akhirnya keluarga Ana mendukung penuh keputusannya sampai sekarang.
Ana memulai karir profesional Dota 2 ketika ia bergabung dengan Invictus Gaming pada Maret 2016 sebagai pemain pengganti dari Ferrari_430, seorang pemain veteran di dunia Dota Pro. Pencapaiannya yang paling menonjol bersama Invictus Gaming adalah saat ia mengalahkan Newbee di Grand Final NEA 2016.
Seiring dengan diadakannya The International 2016, Ana meninggalkan Invictus Gaming untuk bergabung dengan tim yang tengah membangun ulang roster mereka, OG. Tak lama kemudian baru terungkap alasan kepergiannya dari Invictus Gaming adalah karena perselisihan dengan manajemen perkara kontrak dan berbagai faktor lainnya terkait prestasi tim.
Jatuh Bangun Bersama OG Dota
November 2016, Ana untuk pertama kalinya memenangkan turnamen bersama OG dalam Elimination Mode Season 2 dan kemudian memenangi event premier Valve pertamanya dengan mengalah Ad Finem 3-1 di Grand Final The Boston Major.
Performa OG tetap konsisten dengan tambahan 4 hasil gemilang di Dota Pit League Season 5, StarLadder i-League StarSeries Season 3 dan Dota 2 Asia Champions 2017. Ana bersama dengan OG kemudian menjuarai event premier Valve kedua mereka, The Kiev Major dengan mengalahkan tim tangguh asal Rusia, Virtus.pro di Grand Final setelah pertarungan sengit yang berakhir 2-3 untuk kemenangan OG. OG pun berhak atas hadiah sebesar USD $1 juta dan mendapat jatah lolos langsung ke The International 2017 (TI7).
video profil singkat Ana dalam TI7
Performa gemilang OG kemudian seolah menukik dalam beberapa turnamen sebelum TI7, termasuk tereliminasi terlalu awal dalam The Manila Masters serta EPICENTER 2017. Namun mereka masih mampu finis di urutan keempat pada Mars Dota 2 League 2017.
Pada TI7, Ana gagal membawa OG lolos ke upper bracket karena hanya finis di posisi 5 Grub B sehingga terpaksa berjibaku dalam pertandingan hidup mati di lower bracket yang menggunakan sistem eliminasi. Setelah sempat menang atas Infamous dan TNC Pro Team pada dua pertandingan pertama lower bracket, OG terdepak dari perburuan Aegis (trofi juara The International) setelah ditekuk tim asal Tiongkok, LGD dengan skor telak 0-2.
Seiring dengan berakhirnya TI7, ana memutuskan untuk hiatus dari dunia Pro Dota 2 karena alasan pribadi.
I will be taking a break this season.
See you all next season! https://t.co/LMpKD7B1hK — Anathan Pham (@anadota99) August 17, 2017
Sumber: @OuterHeaven_k/Twitter
Kembali ke OG, Menyongsong The International 2018
Ia sempat bergabung dengan tim Asia Tenggara, Echo International di awal 2018 sebelum kemudian pada akhirnya kembali "pulang" ke OG pada awal Juni 2018 untuk mengisi kepergian Kapten Tal "Fly" Aizik dan Gustav "s4" Magnusson yang memilih hijrah ke tim besar Evil Geniuses (EG) serta Roman "Resolut1on" yang hijrah ke VGJ.Storm seiring dengan memburuknya performa OG Dota di DPC (Dota Pro Circuit) Ranking, mengancam keikutsertaan mereka di The International 2018 (TI8).
Kepergian tiga pemain kunci tersebut sempat membuat OG Dota goyah karena hanya memiliki waktu dua bulan untuk mencari dan berlatih bersama pemain baru. Kedatangan Ana bisa dibilang seperti berkah dari langit karena para pemain OG yang masih tersisa pernah bermain bersama Ana (Johan "N0tail" Sundstein, Sebastien "7ckngMad" Debs, Jesse "JerAx" Vainika) sehingga tak butuh waktu lama bagi mereka untuk beradaptasi. OG kemudian merekrut pemain yang terbilang bau kencur di ranah Pro Dota 2, Topias "Topson" Taavitsainen.
Dipimpin oleh N0tail, Ana dkk. berhasil membawa OG lolos ke The International 2018 dengan menjuarai kualifikasi regional serta kualifikasi terbuka TI8. OG pun melangkah ke TI8 sebagai tim yang sama sekali tidak diperhitungkan. Sebagai kuda hitam saja tidak. Siapa yang berani menjagokan tim yang secara teknis hanya punya waktu 2 bulan untuk persiapan plus adaptasi pemain baru yang masih sangat hijau? Belum lagi Ana yang lama hiatus dari dunia Pro Dota 2.
Namun Ana dan OG tidak peduli. Mereka terus bermain lepas tanpa beban serta menikmati permainan. Mereka membuktikan diri dengan menyeruak ke posisi 4 Grup A dan mencuri satu tempat di upper bracket.
Dalam event utama The International 2018, mereka kembali tampil gemilang dengan menyingkirkan juara Grub B, VGJ.Storm yang diperkuat Resolut1on dengan skor telak 0-2. Kemudian dalam pertandingan yang disebut-sebut sebagai "balas dendam", Ana membawa OG menang tipis 2-1 melawan Evil Geniuses yang diperkuat mantan kapten dan rekan mereka, Fly dan s4. OG pun melenggang ke final upper bracket melawan tim yang menyingkirkan mereka di TI7 sekaligus favorit juara, PSG.LGD (berganti nama karena disponsori klub sepakbola Prancis, PSG). Pada akhirnya OG sukses membalas dendam dengan menyingkirkan PSG.LGD ke lower bracket setelah menang tipis 1-2.
Cinderella Story
Dalam babak Grand Final TI8, OG kembali dipertemukan dengan PSG.LGD. Meski sempat kalah dari mereka, PSG.LGD masih tetap menjadi favorit juara dan OG hanya dianggap sebagai kuda hitam yang sedang beruntung. Grand Final pun berlangsung seru dan terjadi kejar-kejaran skor yang menegangkan dalam pertandingan bersistem best-of-five tersebut. OG sempat memenangi game pertama, lalu disalip oleh PSG.LGD pada game kedua dan ketiga, membuat skor menjadi 1-2.
Di saat semua tampaknya berpihak pada PSG.LGD, Ana — tanpa mengesampingkan rekan-rekan setimnya — tampil menggila pada game keempat menggunakan Hero Phantom Lancer. OG yang sempat terpuruk pada awal game keempat pun bangkit dan berhasil membalikkan keadaan dengan memenangkan game keempat. Grand Final TI8 pun terpaksa dilanjutkan ke game kelima karena skor imbang 2-2.
Dalam game kelima, lagi-lagi OG terdesak di awal-awal game dengan selisih kill yang jauh. Ana pun kembali menjadi pahlawan dengan Hero Ember Spirit. Pemuda 18 tahun ini membunuh 3 Hero PSG.LGD dalam sebuah perang sengit, membalikkan keadaan. Ember Spirit yang dikendalikan Ana pun seolah tak terkalahkan sejak serangan balik tersebut dan terus mendominasi dan menjadi momok bagi para pemain PSG.LGD. Keajaiban pun terjadi, tim yang nyaris bubar beberapa bulan sebelum turnamen malah keluar sebagai juara baru. Orang-orang pun menyebut kemenangan OG dalam TI8 sebagai Kisah Cinderella. (stefanus/idws)