Viral Dusun Memek di Jombang yang Namanya Disalah Artikan Karena Salah Pelafalan
IDWS, Selasa, 26 Februari 2019 - Indonesia memiliki wilayah yang teramat luas, sehingga berbagai kebudayaan dan bahasa bernaung di dalamnya. Namun ada sebuah dusun di Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang sekilas sangat mesum dan nyeleneh, tanpa asal-usul yang jelas.
Pihak pemerintah desa sendiri tak tahu arti kata Memek sebenarnya, apalagi latar belakang sejarah hingga dinamai Memek.
Tak ada bukti fisik seperti dokumen pemerintahan yang menjelaskan arti kata Memek di balai desa, atau benda arkeologi dan peninggalan sejarah yang berhubungan dengan nama Dusun Memek. Menurut Supono, Kepala Desa Tanjungwadung, nama Dusun Memek jadi viral karena terjadi kesalahan pengucapan dari para pembaca.
Namanya memang Memek, tapi artinya bukan alat kelamin wanita lho. Sebenarnya huruf e dari nama dusun ini pengucapannya sama seperti kata jelas atau pernah. Bukan huruf e seperti dalam kata bebek, becek, dan lainnya. — Supono, Kepala Desa Tanjungwadung, kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Sayangnya karena salah pengucapan nama Dusun Memek yang menyalahi prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD), huruf e dalam Dusun Memek dibaca sebagai e (tajam). Padahal semestinya dibaca sebagai e (lemah). Dalam ilmu Bahasa Indonesia, kata-kata yang memiliki ejaan sama tetapi pelafalan dan makna yang berbeda disebut homograf.
Hal ini diakui Supono sebagai penyebab mengapa nama Dusun Memek begitu populer di masyarakat, sehingga menyebabkan banyak orang mengira nama itu mereferensikan alat kelamin wanita, padahal sejatinya bukan. "Banyak orang dari luar desa bahkan luar daerah yang sering datang ke Tanjungwadung dan bertanya mengenai nama Dusun Memek," tambah Supono.
Sering kali pengendara yang melintasi wilayah Desa Tanjungwadung berhenti di depan gapura masuk Dusun Memek hanya untuk berfoto.
Menurut Supono, ada kemungkinan para sesepuh atau orang-orang tua dari desa tersebut mengetahui asal-usul atau setidaknya makna dari nama Dusun Memek tersebut, namun mereka sudah kadung meninggal semuanya dan tak ada cerita lokal yang diwariskan turun temurun yang berkaitan dengan nama nyentrik itu.
(stefanus/IDWS)
Sumber: Jawa Pos Radar Jombang
Foto: Mardiansyah Triraharjo / Jawa Pos Radar Jombang