Sepasang Kura-Kura Galapagos yang Telah Menjalin Kasih Selama Hampir Satu Abad 'Bercerai', Membingungkan Ahli dan Penggemar
IDWS, Jumat, 22 Februari 2019 - Waktu bisa mengubah (hampir) segala hal. Sulit untuk melawan kekuatan waktu. Belum ada teknologi yang mampu memengaruhinya, dan "cinta" — salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki makhluk hidup pun tak kuasa melawan kekuatan waktu.
Bibi dan Poldi tengah bertengkar. (Barcroft USA /Barcroft Media via Getty Images)
8 tahun lalu, tepatnya pada 2011, sepasang kura-kura Galapagos yang telah memadu kasih selama nyaris 100 tahun akhirnya memutuskan berpisah. Hingga kini, publik maupun ilmuwan masih tak mengerti alasan perpisahan dari keduanya.
Bagaimana bisa ikatan asmara pasangan kura-kura bernama Bibi dan Poldi itu berakhir? Belum ada yang bisa menjawabnya. Bila melihat dari sudut pandang manusia, berpasangan selama satu abad tentunya diiringi dengan banyak perubahan. Hasrat dan kasih sayang pudar sedikit demi sedikit, dan apa yang sebelumnya membuat sepasang kekasih dimabuk cinta bisa saja kini malah menjauhkan satu sama lain.
Bibi dan Poldi yang tinggal di Reptilienzoo Happ di Klagenfurt, Austria sebelumnya bisa dibilang adalah versi reptilian dari apa yang manusia sebut dengan pasangan sempurna, atau pasangan yang terlahir untuk melengkapi satu sama lain. Keduanya memiliki hobi yang sama, yakni berjemur atau nongkrong di tempat teduh, dan keduanya sama-sama berjenis kura-kura Galapagos.
Dari Teman Masa Kecil Hingga Jadi Pasangan Satu Abad
Meski informasi detail akan kehidupan awal mereka tidak terlalu jelas, Bibi dan Poldi menetas dari telur kurang lebih pada tahun 1897, tumbuh bersama di sebuah kebun binatang di Swiss, dan diperkirakan menjadi pasangan pada dekade kedua hidup mereka. Keduanya lalu pindah ke Austria bersama-sama pada akhir tahun 70an.
Bibi dan Poldi telah membangun hubungan yang awet, nyaman bagi keduanya dan sehat secara fisik.
Tiba-tiba saja, pada suatu hari di bulan November 2011 sesuatu telah berubah. Seorang penjaga kebun binatang di Reptilienzoo Happ tempat mereka tinggal menengok kandang Bibi dan Poldi dan menemukan pemandangan yang membuatnya syok. Bibi mengigit Poldi hingga berdarah. Kura-kura Galapagos tidak memiliki gigi namun rahang mereka yang kuat mampu memutus tangan manusia.
Keduanya terus berkelahi dan para penjaga kebun binatang di sana khawatir Bibi dan Poldi akan saling membunuh satu sama lain. Dan akhirnya, kisah cinta dua insan kura-kura yang telah berlangsung hampir satu abad itu pun pupus. Keduanya dipisahkan oleh staff kebun binatang dan tak lagi tinggal bersama.
Kandang baru Bibi dan Poldi yang "beda atap." (Foto: Reptilienzoo Happ)
Perpisahan pasangan kura-kura ikonik tersebut menggemparkan Reptilienzoo Happ. Kebun binatang itu merupakan bisnis keluarga, dilansir dari Helga Happ. Reptilienzo Happ didirikan oleh suaminya, Friedrich Happ pada 1976. Keduanya bertemu di sana dan berkat ketertarikan yang sama akan reptil, Helga dan Friedrich pun menjadi pasangan.
Friedrich sendiri sudah meninggal pada tahun 2000. Keturunan dari keduanya bekerja di Reptilienzoo Happ, merawat lebih dari 1.000 hewan. "Kami mencintai hewan-hewan kami, mereka juga adalah bagian dari keluarga," kata Helga Happ.
Jadi wajar saja apabila perpisahan Bibi dan Poldi berpengaruh besar pada keluarga Happ. Kedua kura-kura itu telah melihat keturunan Friedrich dan Helga tumbuh besar dari sejak mereka kecil hingga ikut bekerja di kebun binatang itu. Dan keluarga Happ berusaha memperbaiki hubungan Bibi dan Poldi.
Namun tentunya tidak mudah mengakurkan kembali kedua kura-kura ini. Patut diingat, keduanya cukup tua untuk menjadi kakek nenek bagi pasangan Friedrich dan Helga, apalagi bagi anak-anak keluarga Happ. Kedua kura-kura itu telah melewati era Depresi Besar tahun 1929, dua Perang Dunia serta pergantian milenium. Rayuan-rayuan manis tak akan mempan untuk menyatukan kembali kedua veteran ini.
Usaha Mengakurkan Pasangan Satu Abad yang Gagal
Reptilienzoo Happ mencoba segala cara untuk menyatukan hubungan keduanya. Setelah mereka memindahkan Poldi ke kandang pribadi selama beberapa saat, mereka mencoba menyusun sebuah "kencan" untuk Bibi dan Poldi di saat musim kawin yang sayangnya gagal.
Mereka [Bibi dan Poldi] mentoleransi satu sama lain sepanjang situasi tidak terlalu 'panas' atau 'dingin' dan terdapat banyak makanan. Namun tidak ada cinta di sana — Johanness Happ, putra Helga Happ dilansir dari The Lady.
Keluarga Happ juga mencoba konseling dengan meminta penjaga kebun binatang untuk 'berbicara' dengan keduanya dan mencoba membuat keduanya berinteraksi. Para ahli lalu curiga Bibi mengalami gangguan mental, namun setelah dilakukan check-up intensif, kesehatan mental Bibi ternyata baik-baik saja.
Kura-kura palsu dari plastik masih tetap gagal menyatukan Bibi dan Poldi. (Barcroft USA / Barcroft Media via Getty Images)
Reptilienzoo Happ bahkan mencoba mempraktikkan komedi romantis dengan menaruh kura-kura buatan dari plastik bersama dengan kedua kura-kura itu. Poldi langsung dekat dengan kura-kura palsu itu namun Bibi seratus persen tidak memedulikannya.
Tak kunjung akur, banyak orang yang menandatangi petisi agar keduanya berkembang biak bersama bukan dengan kura-kura lain. Sayangnya manusia hanya bisa berharap. Kini, setelah 8 tahun berpisah, Bibi masih tak ingin melakukan apa pun bersama Poldi. Sebenarnya kebersamaan keduanya selama hampir satu abad bisa dibilang keajaiban. Di alam liar, kura-kura Galapagos tidak menganut sistem satu pasangan seumur hidup dan pejantan terus mencari betina berbeda untuk berkembang biak setiap tahunnya.
Jadi bisa dibilang, Bibi dan Poldi telah melampaui berbagai dilema, masalah dan duka dalam cinta dan sepertinya mereka telah lelah dan memutuskan berpisah untuk selamanya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: atlasobscura.com
Foto Kover via brcko-24h.com