Pengalaman Naik Kereta Unik Lewat Sleeper Train dari Jepang Dengan Interior Memukau
IDWS, Kamis, 21 Februari 2019 - Tahun 1960an merupakan era kebangkitan ekonomi Jepang yang berimbas positif terhadap perkembangan industri kereta api dari Negeri Sakura. Kereta api berkecepatan tinggi pertama diresmikan pada 1964 dan banyak kereta api limited express dan kereta malam yang mulai melintas di sana.
Setelah kepopuleran sleeper train di Jepang memuncak pada tahun 1970an, negara ini terus memperluas jaringan kereta api peluru (bullet train), rute udara domestik serta bus-bus malam murah yang membuat moda transportasi sleeper train nyaris punah.
(Foto: ajitk55)
Sunrise Seto dan Sunrise Izumo adalah sleeper train tersisa yang masih beroperasi secara reguler hingga kini. Kedua kereta ini dipasangkan menjadi satu kereta dengan 14 gerbong pada jalur Tokyo menuju Yokohama.
(Foto: sandy_ganlath)
Pada Stasiun Okayama, Sunrise Seto dan Sunrise Seto dipisahkan menjadi masing-masing kereta dengan 7 gerbong. Setiap kereta melanjutkan perjalanannya masing-masing ke tujuan yang berbeda. Sunrise Seto menuju Takamatsu di Pulau Shikoku sedangkan Sunrise Izumo menuju Prefektur Shimane.
(Foto: ajitk55)
Dalam perjalanan pulang, kedua kereta bergerak secara terpisah dengan titik start masing-masing di Takamatsu dan Izumo sebelum kemudian kembali disatukan ketika keduanya mencapai Stasiun Okayama dan berjalan menuju Tokyo.
(Gambar: kiji.life)
Jadwal harian keduanya adalah keberangkatan dari Tokyo pada pukul 10 malam waktu setempat dan berakhir pada pukul 7 pagi (Takamatsu) dan 9.58 pagi (Izumoshi). Memanfaatkan layanan dua sleeper train ini bisa menghemat pengeluaran bagi para traveler dibandingkan menginap di hotel.
(Foto: happytrain_sunamichan)
(Foto: apubby)
Baik Sunrise Seto maupun Sunrise Izuma tidak menyediakan tempat duduk reguler seperti kereta api pada umumnya. Terdapat kabin-kabin privat serta open area yang disebut "nobi nobi" di mana penumpang bisa berbaring di lantai beralaskan karpet.
(Foto: esp_poler)
(Foto: gwu)
Tergantung dari tipe kompartemen yang dipilih, penumpang dengan Japan Rail Pass harus membayar biaya tambahan sekitar 17.000 yen (sekitar 2,1 juta rupiah) namun biasanya penumpang boleh menggunakan "nobi nobi" tanpa biaya tambahan.
Area umum dalam sleeper train ini biasanya menyertakan kamar mandi yang bisa digunakan penumpang selama 6 menit setelah membeli sebuah token. Patut diingat bahwa jumlah token terbatas, jadi jika ingin menggunakan kamar mandi disarankan untuk membelinya lebih awal.
(Foto: apubby)
Fasilitas-fasilitas lainnya termasuk toilet, vending machine, dan lounge.
(Foto: apubby)
(Foto: studioshuko)
(Foto: Wikipedia Commons)
(Foto: apubby)
Selain Sunrise Seto dan Sunrise Izumo, perusahaan-perusahaan perkereta apian di Jepang terus berusaha menarik pelanggan baru dengan menawarkan sleeper train mewah. kereta-kereta ini biasanya memiliki lounge bintang lima lengkap dengan perapian, gerbong restoran dan observatorium dengan pemandangan floor-to-floor dan menu yang dirancang oleh chef berbintang Michelin. Satu kali perjalanan menaiki sleeper train mewah seperti ini bisa menghabiskan dana hingga $10,000 (sekitar 140 juta rupiah).
Berikut ini merupakan dua sleeper train mewah berfasilitas bintang lima:
Twilight Express Mizukaze
(Foto: AFP)
(Foto: AFP)
(Foto: AFP)
The Seven Stars
(Foto: japanspecialist)
(Foto: japanspecialist)
(Foto: japanspecialist)
Bagaimana, menarik bukan? Jika berkesempatan tamasya ke Jepang, sleeper train bisa jadi pilihan untuk memperoleh pengalaman unik naik kereta api!
(Stefanus/IDWS)
Sumber: architecturedesign.net