Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer: 'Hancurkan Hari Valentine!'
IDWS, Selasa, 12 Februari 2019 - Hari Valentine untuk tahun ini sudah semakin dekat saja. Hari yang khas dengan romantisme asmara ini telah ditunggu-tunggu oleh banyak pasangan yang lagi kasmaran. Namun ada juga mereka yang tak suka dengan hari Valentine, bahkan mendemo eksistensinya!
Pada hari Sabtu (9/2/2019) minggu lalu, sebuah organisasi di Jepang yang menyebut diri mereka Kakumeiteki Himote Domei menerjang dinginnya cuaca di Tokyo untuk memprotes Hari Valentine di jalanan. Sekedar info, Kakumeiteki Himote Domei memiliki arti Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer dalam bahasa Jepang, dan mereka memiliki website mereka sendiri!
Dimulai dengan berkumpul di sebuah taman di wilayah Shibuya, Tokyo, ketua aliansi yang bernama Takayuki Akimoto menyapa anggota-anggota aliansi yang datang dan memuji usaha mereka untuk terus berupaya menggulingkan apa yang aliansi ini sebut dengan "kapitalisme romantis".
Berpidato mengenai tren yang tengah populer di Jepang di mana para wanita membeli coklat Valentine untuk diri mereka sendiri atau untuk teman biasa, Akimoto sesumbar bahwa tradisi coklat Valentine ke orang yang dicintai merupakan "hasil" dari protes yang dilakukan oleh Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer dalam satu dekade terakhir untuk menentang tradisi memberikan coklat kepada orang yang dicintai pada tanggal 14 Februari.
Pidato Akimoto disambut dengan riuh oleh delapan orang anggota yang hadir.
(Screengrab via noxxx710/YouTube)
Seiring berjalannya waktu, para partisipan (termasuk seorang wanita) yang semakin bersemangat pun akhirnya memulai demo mereka di jalanan Shibuya, lengkap dengan iringan polisi. Seruan "Hancurkan Hari Valentine!" nyaring terdengar dari megafon Akimoto. Anggota aliansi itu pun tak membiarkan ketua mereka berteriak sendirian dengan meneriakkan kalimat-kalimat seperti "Hancurkan kapitalisme romantis" atau "Jangan mau dikendalikan oleh konspirasi yang diciptakan para pembuat coklat dan permen!".
(Screengrab via noxxx710/YouTube)
Ternyata tak hanya Hari Valentine saja yang diprotes oleh Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer. Pada 2018, aliansi ini juga memprotes perayaan Hari Natal dan ingin turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka tersebut, namun karena tak memperoleh izin, mereka terpaksa melakukan aksinya di dalam ruangan.
(Screengrab via noxxx710/YouTube)
Jangan salah, mereka memprotes Hari Natal bukan karena alasan agama, tapi karena di Jepang, Hari Natal dikenal sebagai ajang para pasangan yang tengah kasmaran untuk mempererat hubungan dengan menghabiskan malam Natal berdua.
Selain itu, ternyata mereka juga memprotes White Day (hari di mana giliran para pria memberikan coklat kepada wanita yang memberi mereka coklat di Hari Valentine, jatuh pada tanggal 14 Maret atau sebulan sesudah Valentine).
Meski perjuangan aliansi ini terkesan konyol, ada beberapa poin dari seruan mereka yang masuk akal, seperti "Jangan menilai seseorang dari berapa banyak coklat yang mereka terima di Hari Valentine!" atau "Mengolok-olok orang-orang tak populer itu salah!"
(Screengrab via noxxx710/YouTube)
Sulit untuk memastikan keseriusan dari Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer memperjuangan aspirasi mereka. Ekspresi wajah beberapa partisipan menyiratkan bahwa mereka sendiri merasa "perjuangan" mereka itu konyol. Namun Akimoto sendiri berpidato dengan penuh semangat dan keyakinan tinggi. Entah apakah dia memang benar-benar fanatik atau sangat berkomitmen terhadap "akting" komedinya.
Bagaimana pun hasil dari demo Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer ini, para partisipan sepertinya menikmati kegiatan mereka tersebut, dan setidaknya demo ini tidak mengganggu ketertiban umum seperti beberapa aksi turun ke jalan lainnya di Shibuya.
Mungkin kamu tertarik bergabung ke Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer?
(stefanus/IDWS)
Sumber: SoraNews24/Nico Nico News via Jin, website Aliansi Revolusioner Pria Tak Populer