Dibantai Tiga Gol Tanpa Balas Oleh Kroasi, Pelatih Argentina Salahkan Pemain Karena Menutupi Kecemerlangan Messi
Sesaat sebelum pertandingan Piala Dunia 2018 Rusia antara Argentina melawan Kroasia dimulai, kamera televisi mengarah ke skuad Argentina yang sedang dikumandangkan lagu kebangsaannya. Di saat itulah kamera menangkap sosok kapten timnas Argentina, Lionel Messi. Kedua mata tertutup sembari mengusap-usap dahi, membuatnya terlihat tampak sangat lelah sebelum pertandingan berjalan. Bagi penggemar sepakbola, apa yang mereka lihat adalah sosok seorang pria yang kelelahan menanggung beban sebuah negara sendirian.
Man of the Match Luka Modric. Gelandang Real Madrid ini mencetak gol indah pada menit ke-80. Selain itu ia juga menghasilkan 62 sentuhan pada bola, membuat 29 umpan di area lapangan lawan --paling banyak dibandingkan pemain Kroasia lain-- dengan akurasi mencapai 82,8%
Ia juga ingin menampilkan performa ciamik seperti yang sudah-sudah di level klub, membawa timnas negaranya menuju kejayaan seperti yang dilakukan pendahulunya Diego Maradona dulu. Namun agaknya antara Lionel Messi belum selevel dengan Diego Maradona, atau rekan-rekannya di timnas Argentina lah yang tak mampu mengikuti level permainannya.
Argentina 0-3 Kroasia, Gol dan Highlights. Video: VA10HD
Atau bahkan, bisa jadi sang pelatih Jorge Sampaoli yang tak becus menangani timnas penuh sesak dengan bakat seperti Argentina. Ini bisa dilihat dari keputusannya untuk tetap mendapuk Caballero --yang sejatinya hanyalah pengganti Sergio Romero dari Manchester United yang cedera sebelum Piala Dunia-- menjadi blunder besar yang membawa kekalahan memalukan bagi Argentina. Keputusannya tersebut pernah dipertanyakan keras oleh seorang reporter yang menyatakan bahwa bahkan 40 juta rakyat Argentina tak paham alasan Sampaoli memilih Caballero sebagai kiper utama dan juga keputusannya menempatkan tiga bek daripada empat bek di lini belakang.
Reaksi Caballero setelah melakukan blunder fatal yang membuat Rebic mencetak gol pertama Kroasia
Kroasia mendeteksi kelemahan pada kedua sisi pertahanan Argentina pada awal pertandingan dan langsung menyerang kelemahan tersebut. Ivan Perisic, Mario Mandzukic, dan Rebic semuanya mendapatkan peluang-peluang bagus untuk membuka skor namun pada akhirnya Caballero-lah, kiper timnas Argentina sendiri, yang membantu Kroasia membuka keran gol mereka.
Hanya Tuhan dan Caballero sendiri yang tahu mengapa ia tidak membuang bola jauh-jauh ke depan saat rekan setimnya Gabriel Mercado memberikan umpan pendek kepadanya. Dengan Rebic yang berada di dekatnya, Caballero malah mencoba mengembalikan bola ke Mercado dengan sebuah umpan chip yang sayangnya malah mendarat ke arah Rebic yang kemudian dengan sebuah tendangan voli semi akrobatik mendaratkan bola ke gawang Argentina pada menit ke-53.
Sampaoli lalu mencoba berspekulasi. Ia menggantikan Sergio Aguero dengan Gonzalo Higuain, menukar Cristian Pavon dengan Paulo Dybala, seiring dengan makin putus asanya sang pelatih. Messi, yang jarang mendapatkan kesempatan, akhirnya mendapatkan peluang dari jarak dekat yang diblok oleh rekan satu klubnya, Ivan Rakitic, setelah peluang dari Maximiliano Meza dijinakkan oleh kiper Kroasia Danijel Subasic. Kroasia, kontras dari Argentina, terlihat selalu mengancam setiap saat mereka menyarang dan mengoyak pertahanan Argentina. Nomer punggun 10 sekaligus ikon dari Kroasia, Luka Modric, menambahkan keunggulan Kroasia menjadi 2-0 pada menit ke-80 dengan sebuah tendangan jarak jauh melengkung yang indah dan Ivan Rakitic melengkapi kesempurnaan Kroasia dengan golnya pada masa injury time.
"Kami bermain hebat," ungkap Zlatko Dalic, pelatih timnas Kroasia. "Namun kamu harus kalem, tidak sombong, dan rendah hati." Tambahnya lagi.
Sebaliknya pelatih Argentina, Jorge Sampaoli, komentarnya seusai pertandingan malah terkesan menyalahkan skuad Argentina, selain Messi --yang sudah kerap kali menjadi kambing hitam jika Argentina bermain buruk--.
"Yang pertama kali saya ingin ucapkan adalah, saya mohon maaf bagi para penggemar. Realita berkata bahwa skuad Argentina menutupi kecemerlangan Lionel Messi. Tim ini (timnas Argentina) tidak bermain sebagus yang seharusnya. Saya selalu berusaha mencari posisi terbaik di lapangan bagi pemain-pemain saya. Para pemain juga punya kewajiban spesial, namun kami tidak bisa menemukan sebuah koneksi yang sama-sama menguntungkan bagi Argentina dan Lionel Messi."
Kekalahan 0-3 dari Kroasia kemarin merupakan kekalahan yang signifikan bagi Argentina. Tak hanya membuat kans mereka untuk lolos ke babak selanjutnya semakin tipis, ini adalah kekalahan terbesar Kroasia di babak pertama grup Piala Dunia sejak mereka kalah 6-1 dari Republik Ceko (dulu masih bernama Cekoslowakia) pada tahun 1958. Kelalahan ini juga membuat Argentina gagal menang di dua pertandingan pembuka Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak tahun 1974. Dengan kata lain rekor buruk ditorehkan oleh timnas Argentina di Piala Dunia 2018 Rusia ini.