Menteri Nadiem: Tutup Sekolah Salah, Buka Sekolah Salah, Enggak Apa-apa Sudah Biasa
Menteri Pendidikan, Kebudyaaan, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makariem mengklaim rela dikritik atas kebijakan penutupan maupun pembukaan sekolah di masa pandemi COVID-19.
IDWS, Selasa, 28 September 2021 - Hal ini karena menurutnya, dirinya sudah terbiasa dikritik dan menyebut dikritiknya dirinya atas kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran tatap muka (PTM) sebagai pengorbanan.
“Enggak apa-apa kalau saya sedikit dikritik-kritik atau apa-apa. Tutup sekolah kan saya disalahkan, sekarang buka sekolah saya disalahkan, enggak apa-apa, sudah biasa. Namanya pengorbananlah,” kata Nadiem di Talkshow – Bangkit Bareng yang disiarkan di YouTube, Selasa (28/9/2021).
Menurut Nadiem, saat ini ada 80 hingga 85 persen masyarakat yang mendukung kebijakan PTM di sekolah. Hal tersebut yang kemudian menjadi pegangannya dalam mendorong kebijakan PTM terbatas.
“Mayoritas 80 sampai 85 persen dari masyarakat kita menginginkan kita kembali tatap muka. Itu jadi pegangan saya, saya di sisi orangtua dan murid-murid kita,” ujarnya.
Selain itu, Nadiem mengatakan, sebelum varian Delta virus corona menyebar di Indonesia, banyak sekolah yang juga sudah mulai menerapkan PTM terbatas. Saat itu, menurutnya, pelaksanaan PTM terbatas di masa pandemi sudah dilakukan di 30 persen sekolah. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terbesarnya apabila PJJ terus dilakukan, mulai dari learning loss hingga dampak psikis yang bisa menerima peserta didik.
“Jadi ini orang-orang tuh suka lupa gitu loh, suka lupa bahwa ini sudah kita laksanakan sebelumnya. Tapi, yang lebih menyeramkan lagi buat saya adalah dampak permanen daripada PJJ. Ini yang saya wanti-wanti setiap kepala daerah, setiap pemerintah daerah,” ungkapnya.
(stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com, YouTube Kemendikbud RI