Kakek Muslim di Minahasa Jadi Viral Setelah Hibahkan Lahan Kepada Gereja Setempat
Seorang kakek muslim di Minahasa, Sulawesi Utara, jadi viral di dunia maya lantaran menghibahkan sebidang tanah yang luas untuk gereja.
IDWS, Senin, 20 Desember 2021 - Kakek tersebut bernama Ade Robo Lahma (71), warga Arakan Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Kakek Lahma yang dikenal warga setempat sebagai seorang muslim taat, mendadak jadi sorotan setelah kisahnya menghibahkan lahannya untuk gereja setempat jadi viral dan diperbincangkan netizen.
Tanah seluas 884 meter persegi itu ia hibahkan ke Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) Efrata Rap-Rap, wilayah Semenanjung Tatapaan, Minahasa Selatan. Beredar pula foto saat Kakek Lahme menyerahkan surat tanah kepada Pendeta Welly Pudihan, STh, sebagai wakil greja dan disaksikan Wakil Bupati Minahasa Selatan Petra Rembang.
Sementara itu, Pendeta Welly membenarkan bahwa lahan tersebut telah dihibahkan oleh pihak keluarga Lahma. Menurut dia, lahan tersebut seluas 26x36 meter.
"Memang tanah gereja ini berukuran 26 kali 36 adalah dihibahkan oleh orang tuanya pak Ade Robo Lahma," ungkapnya seperti dikutip dari detikcom.
Awalnya tanah itu milik orang tua dari Kakek Robo Lahma. Lahan itu diberikan sekitar 1938. Namun hanya melalui lisan. Saat ini barulah kemudian Kakek Lahma menghibahkan tanahnya dengan berkekuatan hukum dalam bentuk sertifikat tanah.
Kakek Ade Robo Lahma yang jadi viral setelah menyumbangkan lahannya bagi gereja di Minahasa Selatan. (detikcom/istimewa)
Dikenal sebagai keluarga toleran
Ternyata, selama ini keluarga Kakek Lahma memang dikenal sebagai keluarga yang toleran dan ramah oleh warga setempat. Kakek Lahma sendiri mengaku tindakannya menghibahkan tanah ke gereja setempat itu diharapkan bisa menjadi contoh toleransi antar umat beragama di Indonesia karena menurutnya, meski berbeda-beda, rakyat Indonesia adalah satu kesatuan.
"Mudah-mudahan ini menjadi suri tauladan bagi kita semua warga negara Indonesia. Apa artinya falsafah bhineka tunggal ika, Pancasila dan burung garuda kenapa tidak realisasikan dalam kehidupan sehari-hari," tutur Kakek Lahma seperti dikutip dari malangtimes.com.
Kakek Robo Lahma saat memberikan surat tanah kepada Pendeta Welly Pudihang bertindak dan atas nama Gereja GMIM Efrata Rap-Rap disaksikan Wakil Bupati Minahasa Selatan Petra Rembang dan pendeta serta jemaat di gereja tersebut.(dok. media sosial Facebook Welly Pudihang Sendow)
Teruskan amanah orang tua
Saat ditemui, Kakek Lahma mengaku tulus menghibahkan dan tanpa paksaan dari pihak mana pun. Dia juga menyebut hibah itu merupakan amanah orang tuanya. Lahma menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Menurutnya, apa artinya kalau harta itu tidak bermanfaat bagi sesama manusia.
"Ini hanya meneruskan amanah orang tua saya. Kalau tidak meneruskan amanah saya nanti jadi dosa. Sepeser pun tidak dibayar," kata Kakek Lahma, saat ditemui wartawan, Minggu (19/12/2021), seperti dikutip dari detikcom.
Lahma meyakini pemberian lahan tersebut tidak menyalahi dan bertentangan dengan Pancasila.
"Syukur-syukur alhamdulillah, merasa lebih lega, lebih sehat. Malahan setiap saat saya berdoa, keluarga saya Lahma ini tetap dijaga. Apakah cara saya ini bertentangan dengan Pancasila, saya rasa tidak. Sama-sama kita bertuhan, saya sedekahkan untuk umat beragama, wajar kan," tegasnya. .
Kakek Lahma rupanya juga ingin bertemu secara langsung dengan presiden Indonesia untuk menyampaikan agar presiden sebagai kepala negara tetap menjaga persatuan serta toleransi antar umat beragama.
"Kerinduan saya ketemu Pak Presiden atau Wakil Presiden. Saya sampaikan supaya Pak Presiden tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan toleransi yang tinggi," imbuhnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom, malangtimes.com
Foto Fitur: Facebook/Manado Post