Gunung Agung Kembali Bererupsi
IDWS, Senin, 31 Desember 2018 - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali kembali mengalami erupsi pada hari Minggu (30/12) pukul 04.09 WITA yang berlangsung selama 3 menit 8 detik dan amplitudo 22mm.
Kabid Mitigasi Pusat Vulakonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMKG) Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana menuturkan bahwa erupsi terjadi akibat adanya "overpressure" karena akumulasi gas-gas vulkanik. Pada saat erupsi, teramati sinar api di area puncak kawah namun ketinggian kolom abu tertutup kabut.
Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke arah tenggara dengan ketinggian mencapai 5.500 meter di atas permukaan laut. Rentetan gempa bumi tektonik di sekitar Pulau Lombok, teramati memengaruhi aktivitas Gunung Agung di mana goncangan-goncangannya berperan dalam pelepasan gas-gas vulkanik yang dimanifestasikan di permukaan dalam bentuk hembusan.
Gunung Agung di Bali bererupsi pada hari Minggu (30/12) pukul 04.09 WITA. (Istimewa)
Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem di sektor tenggara Gunung Agung seperti di Kota Amlapura dan beberapa desa seperti Desa Seraya Barat, Desa Seraya Tengah serta Desa Tenggalinggah.
Sebelum terjadinya erupsi tersebut, tidak terlacak adanya peningkatan intensitas kegempaan signifikan, namun beberapa gempa vulkanik terekam. Salah satunya gempa di lereng Gunung Agung pada 28 Desember 2018 dengan magnitude 2.7 pada pukul 02.49 WITA dan magnitude 2.4 pada pukul 15.31 WITA. Gempa-gempa ini mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan.
Pada periode 27-29 Desember 2018, satelit MODIS juga tidak menunjukkan adanya anomali termal di permukaan kawah Gunung Agung yang mengindikasikan tidak adanya material lava segar di permukaan kawah.
Sebelumnya Gunung Agung juga sempat bererupsi pada 27 Juli 2018. Kemudian dua hari kemudian (29/7) pukul 06.47 terjadi Gempa Lombok dengan magnitudo 6,4 disertai beberapa aftershock.
Berdasarkan analisis data secara menyeluruh, potensi terjadinya erupsi yang lebih besar masih relatif kecil. Erupsi yang mungkin terjadi saat ini masih hanya berupa lontaran material batu/lava pijar, hujan abu maupun hembusan gas-gas vulkanik.
Hingga saat ini status aktivitas Gunung Agung masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari puncak. Zona perkiraan bahaya ini sifatnya dinamis dan akan terus dievaluasi, sehingga dapat berubah sewaktu-waktu. (Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com