Syachrul Anto: Penyelam yang Meninggal Dalam Proses Pencarian & Evakuasi Korban Jatuhnya Peawat Lion AIr PK-LQP JT-610
Seorang penyelam meninggal dalam proses pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT-610.
IDWS, 4 November 2018 - Berita duka tersebut terdengar pada hari Jumat (2/11/2018) bahwa penyelam veteran, Syachrul Anto meninggal dunia ketika turut serta mencari jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 yang jatuh di perairan Karawang pada hari Senin (29/10/2018) lalu.
Menurut Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi, beliau ditemukan tak sadarkan diri di bawah air setelah rekan penyelamnya menyadari bahwa beliau tiba-tiba saja menghilang. "Syachrul lalu langsung dibawa ke rumah sakit, sayangnya Tuhan berkehendak lain."
Penyelam veteran berusia 48 tahun tersebut dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 22.30 WIB.
Komandan dari tim pencarian dan evakuasi dari Angkatan Laut, Kolonel Isswarto, menuturkan kepada Merdeka.com bahwa Syachrul meninggal kemungkinan besar karena penyakit dekompresi.
Keluarga almarhum Syachrul menolak otopsi atas jenazah beliau, dan meminta jenazahnya untuk segera dikirimkan ke keluarga agar bisa dikuburkan secepat mungkin sesuai dengan kaidah agama Islam. Beliau kemudian dikuburkan pada hari Sabtu (3/11/2018) di Surabaya.
Almarhum Syachrul dielu-elukan sebagai pahlawan, di mana Syaugi menyebut beliau sebagai seorang penyelam handal yang mendedikasikan hidupnya untuk negeri.
Penyelam veteran Indonesiam Syachrul Anto yang disebut-sebut sebagai pahlawan yang mendedikasikan hidupnya untuk negara. (Foto: Syachrul Anto/Facebook)
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo juga turut menyumbangkan opini, dengan menyebut bahwa Almarhum Syachrul telah berkontrubusi banyak akan proses pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT-610. "Kami harap tidak ada lagi kejadian meninggalnya penyelam di lapangan," tambah Pak Joko Widodo.
Almarhum Syachrul dikenal sebagai sukarelawan yang penuh semangat yang tercatat telah ikut serta dalam berbagai operasi penyelamatan dan evakuasi, seperti saat jatuhnya pesawat Air Asia penerbangan QZ8501 tahun 2014, serta yang paling anyar turut berkonstribusi dalam misi kemanusiaan di Palu yang belum lama ini diguncang gempa bumi.
Sementara itu, rekan-rekan penyelam almarhum Syachrul tengah mendapat titik terang dalam proses pencarian. DIkabarkan mereka melihat apa yang diyakini sebagai badan utama pesawat Boeing 737 Max 8.
Para penyelam juga tengah sibuk menjelajah di Laut Jawa dengan harapan menemukan lebih banyak lagi jenazah korban serta menemukan sisa-sisa pesawat dan yang paling krusial tentunya menemukan CVR (cockpit voice recorder) yang masih belum ditemukan hingga berita ini ditulis.
Sonar Locator telah mendeteksi sinyal yang kemungkinan besar dipancarkan oleh CVR, namung menurut Syaugi, sinyal tersebut semakin melemah sehingga CVR harus segera ditemukan dan diangkat ke daratan. (Stefanus/IDWS)
Sumber: The Strait Times