Cerita Geng Motor Amerika Asal Cijantung Jakarta Timur
Entah mengapa geng motor di Jakarta memiliki penamaan yang unik, seperti memilih nama negara sebagai penamaan geng motor mereka. Salah satu yang cukup terkenal di Jakarta adalah geng motor Amerika. Meskipun namanya geng Amerika, namun tidak ada kaitannya sama sekali dengan negeri Paman Sam tersebut.
"Wah ya enggak ada. Engga ada orang Amerika-nya juga. Orang kita semua.Cuma namanya aja sih," ujar Pri yang hidup dalam lingkaran pergaulan komunitas motor remaja, saat dtemui di Jatipadang, Jakarta Selatan.
Setelah didalami lebih lanjut, ternyata dibalik penamaan geng motor yang diambil dari nama negara tersebut merupakan sebuah singkatan. "Nah Amerika itu singkatan. Kalau enggak salah itu singkatan dari Anak Merdeka Kalisari. Kalisari, daerah deket Cijantung, Jakarta Timur," kata Pri seperti dilansir laman Liputan 6.
Namun Pri mengaku tidak tahu mengenai asal-usul penamaan geng motor Ingris yang ditengarai tengah menjadi lawan dari geng motor Amerika. Geng Inggris ini sendiri merupakan geng motor yang persebarannya mencakup wilayah Jagakarsa dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "waduh kalau geng motor Inggris pernah denger emang namanya, tapi engga tahu singkatan dari apa, atau kenapa dinamakan Inggirs," ucap Pri.
Kawasan Jakarta Selatan khususnya di bilangan Jagakarsa dan Pasar Minggu tengah mencekam dengan kehadiran geng motor yang diduga memiliki ilmu kebal Mahesa Kurung. Setelah adanya dua pemuda yang menjadi korban pembacokan sekelompok anak muda bermotor. Geng motor ini menjadi buah bibir ditengah masyarakat. Peristiwa pembacokan dua pemuda itu terjadi di Jalan Warung Jati Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pada Jumat 2 September 2016, Polsek Jagakarsa menangkap tiga orang pemuda yang tergabung dalam perkumpulan aliran Mahesa Kurung. Satu diantara tiga orang tersebut adalah Bayu Aji Prakoso (21) yang merupakan pentolan dari Mahesa Kurung. Sementara dua orang lainnya merupakan murid Bayu.
Penangkapan dilakukan atas respons pesan singkat berantai yang mencurigai perkumpulan Mahesa Kurung yang diprakarsai Bayu di sebuah bengkel ketok magix di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bayu mengaku kepada polisi bahwa ia memiliki pengikut berjumlah 300 orang. Namun dari bukti yang ditunjukkan, para anggota yang rajin bertandang ke bengkel ketok magic tersebut hanya 20-30 orang. "Rata-rata dari pengikut Bayu adalah anak-anak dibawah umur, para remaja," kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayangkari.
Penuturan dua murid Bayu kepada kepolisian, macam-macam alasan yang terlontarkan dari para remaja yang bergabung dengan perkumpulan Mahesa Kurung. "Ada yang ingin kebal, ada yang sering ditolak dan minta pelet, yang suka di-bully, pengasihan, dan lain sebagainya," jelas Sri.
Saat menggeledah di dalam dan juga sekitar bengkel, tidak didapati adanya senjata tajam atau benda yang dicurigai untuk tawuran. "Kami justru mendapatkan isim, batu akik, kemenyan dan juga buluh perindu. Karena tidak adanya bukti penyimpanan senjata tajam di sekeliling bengkel ketok magic tersebut, pihak polisi memulangkan ketiga orang tersebut," beber Sri.