Gerakan Belanja di Warung Tetangga oleh Pemuda-pemudi Yogjakarta
06 Apr 2016
Pemuda-pemudi yang berada di kota dengan julukan Kota Berhati Nyaman alias Yogjakarta kembali melakukan aktivitas-aktivitas sosialnya. Kali ini mereka membuat sebuah gerakan kampanye belanja di warung tetangga dan pasar. Gerakan ini telah dilakukan kurang lebih selama satu bulan yang dibawahi oleh Rumah Baca Komunitas. Komunitas ini sendiri dibangun oleh David Effendi yang juga pengajar di UMY.
Gerakan ini sendiri awalnya dilakukan oleh setiap member komunitas yang mulai menyebarkan gerakan ini di sosial media, blog, dan forum-forum online. Sekarang ternyata gerakan tersebut mendapat respon positif dari berbagai kalangan dan mulai membantu menyebarkannya di jejaring sosial. Bahkan tidak hanya di Yogyakarta saja, banyak kalangan pemuda dari berbagai daerah juga mendukung kampanye ini dan berharap ini bisa diterapkan di daerah mereka juga.
Kampanye ini dilakukan demi mengontrol pertumbuhan dari mini market yang ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memang menjadi salah satu masalah yang membuat warga menjadi resah, hal ini seperti yang dilansir pada laman BBC, (07/04/2011). Hempri Suyatna selaku dosen Fisipol Universitas Gajah Mada juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan mini market yang terjadi di kota Yogyakarta tersebut memang sudah tidak terkendali. Ia memberikan contoh seperti yang sudah terjadi di Sleman saja, dimana seharusnya kuota yang diberikan hanya 130 mini market, namun pada prakteknya ada 300 minimarket yang dibangun. Di kota Yogyakarta sendiri kuota yang diberikan adalah 52, namun yang ada saat ini sekitar 90-an.
Belanja di warung tetangga atau di pasar memang memiliki pengalaman yang berbeda jika dibandingkan dengan belanja di mini market. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah seorang mahasiswa Irfan Yasir (22). Ia mengatakan kalau senang belanja di pasar karena ada aktivitas tawar-menawar, hal ini tentu berbeda dengan di minimarket yang memang sudah ditentukan harganya. Berbeda dengan Rudi, mahasiswa yang saat ini berkuliah di UMY tersebut mengungkapkan bahwa dengan berbelanja di warung tetangga, membuatnya menjadi lebih dekat dengan warga sekitar.