Tingkat Kesopanan Netizen Indonesia Dinilai yang Terburuk di Asia Tenggara Pada 2020
Microsoft merilis laporan Digital Civility Index (DCI) terbaru yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya. Seperti apa perilaku netizen Indonesia berdasarkan indeks tersebut?
IDWS, Kamis, 25 Februari 2021 - Dalam DCI 2020 yang dirilis Microsoft, netizen Indonesia dilaporkan menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara sebagai netizen paling tidak sopan di wilayah tersebut. Tingkat kesopanan netizen Indonesia naik delapan poin menjadi 76 poin — di mana semakin tinggi angka tersebut, semakin buruk tingkat kesopanan netizennya.
Sedangkan urutan pertama atau netizen yang dinilai paling sopan se-Asia Tenggara adalah Singapura dengan 59 poin. Singapura sendiri menempati peringkat keempat untuk wilayah global.
Urutan kedua untuk wilayah Asia Tenggara adalah Malaysia dengan 63 poin, diikuti Filipina dengan 69 poin, lalu Vietnam di posisi kelima dengan 72 poin, atau tepat di atas Indonesia. Untuk negara-negara Asia Tenggara lain seperti Myanmar atau Brunei Darussalam, Microsoft tidak melampirkan hasil DCI-nya.
Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen. Sementara usia remaja disebut tidak berkontrubusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada 2020.
Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kesopanan netizen Indonesia
Ada tiga faktor yang memengaruhi risiko kesopanan di Indonesia. Paling tinggi adalah hoaks dan penipuan yang naik 13 poin ke angka 47 persen. Kemudian faktor ujaran kebencian yang naik 5 poin, menjadi 27 persen. Dan ketiga adalah diskriminasi sebesar 13 persen, yang turun sebanyak 2 poin dibanding tahun lalu.
Sementara itu, selama pandemi, empat dari 10 responden mengaku tingkat kesopanan digital di Indonesia membaik. Hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar di saat pandemi dan melihat warganet saling tolong-menolong secara online.
Namun, lima dari 10 responden juga mengaku pernah terlibat perundungan, di mana 19 persen responden mengaku sebagai target perundungan. Meilenial adalah generasi yang paling terpukul akibat perundungan dengan persentase 54 persen.
Kabar baik
Meski tingkat kesopanan netizen Indonesia dinilai rendah, masih ada kabar baiknya. Laporan itu menyebutkan bahwa nilai empati di Indonesia naik 11 poin. Di Indonesia, media sosial menjadi kontributor terbesar dalam memengaruhi tingkat kesopanan digital. Kontribusinya sebesar 59 persen.
Kemudian berita di media menjadi kontributor kedua dengan persentase 54 persen. Selain itu, kontribusi tingkat kesopanan digital juga didorong oleh lembaga pemerintah 48 persen, lembaga pendidikan 46 persen, dan lembaga agama 41 persen.
Digital Civility Index tahun 2020 adalah yang kelima kalinya dilakukan Microsoft. Riset yang dilakukan pada April-Mei 2020 ini menyasar 16.000 responden yang tersebar di 32 geografi. Para responden diberikan pertanyaan untuk empat kategori: perilaku, seksual, reputasi, dan personal atau gangguan.
(stefanus/IDWS)
Gambar Fitur: Dreamstime.com
Sumber: Kompas.com