Organisasi Religi Lokal di Jepang yang Menentang Vaksinasi Meminta Maaf Karena Menyebabkan Penyebaran Wabah Campak Tertinggi di Sana Dalam Satu Dekade Terakhir
IDWS, Sabtu, 23 Februari - Jepang tengah menghadapi kemungkinan wabah campak dengan jumlah pasien yang semakin bertambah sejak awal tahun dan kini mencapai jumlah tertinggi dalam satu dekade terakhir.
(Sumber: NHK)
Campak adalah penyakit yang sangat menular. Penyakit ini menyebab demam tinggi serta bintik-bintik di sekujur tubuh. Wanita hamil bisa mengalami keguguran atau melahirkan prematur jika terjangkit.
Institut Nasional Penyakit Menular Jepang menuturkan bahwa 22 pasien baru telah dilaporkan dari penjuru Negeri Matahari Terbit itu hanya dalam seminggu hingga 10 Februari. Jumlah itu menambah jumlah pasien total sejak awal tahun 2019 hingga 167 pasien pada 20 prefektur.
Angka ini menunjukkan jumlah pasien tertinggi dalam satu dekade terakhir, alias sejak 2008 di mana jumlah pasien dalam tahun itu mencapai lebih dari 10.000 orang.
Dibagi dari prefekturnya, Prefektur Mie berada di urutan pertama dengan 49 pasien disusul 47 di Osaka, 17 di Aichi dan 11 di Tokyo, dilansir dari NHK.
Mokichi Okada (Meishu-sama) adalah pendiri dari Johrei, sebuah ritual penyembuhan yang mengklaim menggunakan "cahaya ilahi" untuk menghilangkan ketidak murnian spiritual dalam diri seseorang. (Foto: 9gag)
Menariknya, dari 49 kasus campak yang dilaporkan terjadi di Prefektur Mie disebut terkait dengan organisasi religius lokal yang disebut Kyusei Shinkyo.
Organisasi ini menyembah Meishu-sama dan mempromosikan "pertanian alami dan seni sebagai pilar keselamatan," menolak menggunakan teknik pengobatan modern karena menganggapnya "menyebabkan penyakit."
Kyusei Shinkyo mengeluarkan pernyataan permintaan maaf pada bulan Januari lalu karena menyebabkan masalah dan kepanikan sosial. Mereka juga bersumpah mereformasi ajaran-ajaran dan pandangan mereka terhadap vaksin untuk penyakit dengan potensi menular yang tinggi seperti campak di bawah pengarahan pusat kesehatan publik.
Di saat yang sama, organisasi itu akan menghentikan segala event, seminar dan postingan yang mengklaim akan "pengalaman-pengalaman ajaib" akan penyembuhan yang disebabkan oleh fenomena mistik. Mereka berjanji akan menerima vaksinasi agar tidak membahayakan kesehatan publik ke depannya.
Kebijakan vaksinasi mundur Jepang juga berkonstribusi terhadap penyebaran campak. Mereka yang lahir antara tahun 1977 hingga 1990 terkena dampak paling parah.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: New York Times