Base Camp Gunung Everest Ditutup Untuk Turis Karena Banyaknya Sampah Menumpuk
IDWS, Rabu, 20 Februari 2019 - Cina resmi menutup base camp Gunung Everest dan area di atasnya untuk turis karena sampah yang menumpuk di sana terlalu banyak.
Pada Desember 2018, pemerintahan lokal di Dingri County di Tibet mulai memposting pemberitahuan yang menyampaikan bahwa karena hukum perlindungan lingkungan baru nasional yang baru, tak ada unit atau individual yang diperbolehkan masuk ke area utama dari Cagar Alam Nasional Gunung Qomolangma (Qomolangma adalah sebutan untuk Gunung Everest di Tibet).
(9gag)
Gesang Droma, wakil direktur dari Cagar Alam Nasional Qomolangma menyampaikan pada ABC News bahwa penutupan area tersebut utamanya ditujukan untuk turis-turis reguler, dan memberi konfirmasi bahwa pendakian gunung, penelitian sains serta penelitian bencana alam masih diperbolehkan.
Turis-turis yang hanya datang untuk melihat-lihat tak lagi memperoleh akses ke base camp Gunung Everest dan hanya bisa mencapai Biara Rongbuk pada ketinggian 16.400 kaki dari permukaan laut. Hanya mereka dengan izin khusus yang dapat memasuki wilayah base camp hingga puncak Gunung Everest.
(9gag)
Gesang menambahkan bahwa para turis masih dapat melihat sisi utara dari Gunung Everest dari biara, dan menekankan bahwa Cagar Alam Everest saat ini dalam kondisi "sensitif terhadap kerapuhan ekologi".
Biro Olahraga dari daerah otonomi Tibet menyatakan bahwa pada musim pendakian terakhir, mereka mengumulka 8,4 metrik ton sampah yang disebabkan oleh manusia.
The People's Daily melaporkan bahwa tahun ini, pihak otoritas juga membatasi izin mendaki hanya untuk 300 orang pendaki dan Gunung Everest hanya boleh didaki pada musim semi.
Cina kini juga menarik uang sejumlah kurang lebih Rp. 21 juta dari setiap pendaki sebagai biaya memungut sampah dan setiap pendaki juga diwajibkan membawa turun 8 kilogram sampah untuk kemudian diserahkan kepada pihak otoritas.
Gunung Everest, yang di Tibet disebut dengan Gunung Qomolangma. (Foto: Getty Images)
Sebenarnya, rute komersial paling populer untuk mencapai puncak Gunung Everest masih dipegang Nepal, dari sisi selatan gunung. Tercatat pada 2017, hanya 217 dari total 648 pendakian hingga puncak datang dari Tibet.
Rute pendakian dari sisi utara via Tibet acap kali dianggap lebih dingin dan lebih menantang, namun tidak terlalu ramai dan sedikit lebih murah dengan izin yang lebih sulit didapat.
Sedangkan base camp dari sisi Cina yang mudah diakses lewat sebuah jalan telah menjadi tempat populer bagi turis domestik, menarik 59.000 pengunjung pada 2014 dan hanya 7,400 turis asing.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: ABC News